Liputan6.com, Jakarta - Penemuan rumah yang dijadikan pembuatan parfum palsu di kawasan Mangga Besar, Jakarta beberapa hari lalu membuat kekhawatiran di masyarakat. Pabrik palsu yang memiliki omset Rp 36 miliar memproduksi parfum dengan kandungan methanol 27 persen yang berbahaya bagi kulit.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (9/2/2018), pemasaran produk bahkan meliputi sembilan provinsi dan ditawarkan melalui situs belanja online ternama. Lantas bagaimana nasib toko parfum isi ulang? Tim Liputan6 SCTV pun mendatangi salah satu toko di kawasan Condet, Jakarta Selatan mencari tahu keamanan parfum yang ditawarkan dengan harga miring ini.
"Kita racik, biasanya posisi parfum dalam keadaan disegel enggak ada campurannya masih pure dan dicampurnya cuma pake absolut doang semacam alkohol yang berbahan baku dari tebu. Pengennya jangan ada lagi karena imbasnya ke pedagang lainnya juga, kasihan," ujar salah satu penjual parfum, Martin.
Advertisement
Harga murah memang menjadi alasan bagi konsumen membeli di toko parfum isi ulang yang menjamur di pinggir jalan. Saat ini penyidik Polda Metro Jaya bersama BPPOM masih terus mengembangkan kasus parfum palsu. Selain telah menangkap HO, pemilik rumah, polisi masih mendalami keterlibatan pihak lain.