Polri Sebut Operasi Tinombala di Poso Bisa Berubah Fungsi

Penyebab diperpanjangnya Operasi Tinombala hingga saat ini tak lain karena masih ada sisa kelompok teroris jaringan Santoso yang belum tertangkap.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 21 Mar 2018, 00:31 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2018, 00:31 WIB
2000 Personel Gabungan TNI-Polri Kepung Santoso
Operasi ini dikenal dengan sandi 'Tinombala'. Targetnya pimpinan kelompok yang terafiliasi dengan ISIS ini tertangkap hidup atau mati.

Liputan6.com, Jakarta - Operasi kontra-terorisme dengan nama Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah masih berlanjut hingga saat ini. Batas waktu berlangsungnya Operasi Tinombala hingga kini masih belum ditentukan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, masa Operasi Tinombala akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bahkan, operasi di sana juga bisa diganti atau dimodifikasi hingga berubah fungsi penanganan.

"Kalau misalnya sudah aman dan macam-macam mungkin akan diganti operasi lain, atau operasinya sama tapi cara bertindaknya beda. Bisa saja angle-nya kepada kemanusiaan," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 20 Maret 2018.

Adapun penyebab diperpanjangnya Operasi Tinombala hingga saat ini tak lain karena masih ada sisa kelompok teroris jaringan Santoso yang belum tertangkap. "Ada beberapa masih kita kejar," ucap Iqbal.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian juga menyebutkan, Operasi Tinombala tetap dilakukan di Poso karena masih ada beberapa orang yang melakukan aktivitas berbau terorisme.

"Masih ada kurang dari sepuluh orang lagi yang melakukan aksi di sana," ujar Tito saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu 14 Maret lalu.

Pengurangan Personel

Personel TNI di Operasi Tinombala Poso
Personel TNI berjaga di Kawasan Napu, Sulawesi Tengah. 3200 personel TNI dan Polri ditugaskan mengejar kelompok Santoso. (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan unsur Polri dan TNI dalam mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso. Operasi ini berlangsung sejak 2016 lalu. Santoso sendiri telah ditangkap dalam kondisi tak bernyawa setelah terlibat baku tembak.

Tito menyatakan, operasi tersebut masih terus berlangsung hingga kini. Hanya saja terdapat pengurangan personel dalam operasionalnya.

"Operasi ini belum kita cabut dan terus dilakukan, tapi anggota dikurangi sesuai dengan pelaku atau target di sana," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya