Fokus, Jakarta - Autisme masih kerap identik dengan gangguan atau kelainan otak yang diderita seumur hidup. Tak sedikit penderita yang terus mendapat label autis hingga usia dewasa. Padahal melalui terapi dan metode yang tepat penyandang autis bisa sembuh.
Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Rabu (11/4/2018), pandai, hebat, cerdas. Inilah kata-kata yang terus diulang terapis ketika "autisi" (sebutan bagi anak penyandang autis) mampu melakukan perintah sesuai instruksi memegang anggota tubuh atau menunjuk objek di ruangan. Sekilas terlihat sederhana. Namun, kemampuan ini menjadi salah satu indikasi perkembangan yang bagus bagi penyandang autis yang kerap kesulitan memahami sesuatu.
Baca Juga
Selain suasana kelas yang menyenangkan, dalam metode ABA (Applied Behaviour Analysis), pembelajaran dibuat sistematis sesuai dengan tingkat kesulitan.
Advertisement
"Kelebihannya adalah terukur atau penilaian. Jadi kita bisa tahu progess anak atau malah stagnan," kata Konsultan Metode ABA-BIT dr Rudy Sutadi.
Untuk mendapat hasil yang nyata, metode ABA dijalankan beriringan dengan metode BIT (Biomedical Intervention Therapy), yang terdiri atas diet, obat, dan suplemen. Penyandang autis harus terbebas dari segala paparan bahan kimia di lingkungannya serta menjauhi penggunaan gadget.
Autisme merupakan gangguan perkembangan syaraf yang membuat seseorang kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi hingga tenggelam dalam dunianya sendiri. Gejalanya bisa jelas terlihat sebelum usia tiga tahun sehingga bisa dideteksi sejak dini. Dengan penerapan metode ABA dan BIT secara tepat dan disiplin, kesembuhan bagi penyandang autis menjadi sangat mungkin.