PSI: Kami Terbiasa Dipandang Sebelah Mata

Cyrus memprediksi PSI tak akan menempatkan kadernya ke Senayan karena tak lolos ambang batas parlemen.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 20 Apr 2018, 15:16 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 15:16 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Cyrus Network memprediksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak akan dipilih di masa yang akan datang, meski lolos sebagai partai peserta Pemilu 2019.

Menurut survei, PSI masih kalah dibanding Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Dari segi elektabilitas, Perindo mendapat 4,3 persen dan berada di papan tengah, sementara PSI hanya 0,3 persen.

Dengan tren ini, partai pimpinan Grace Natalie ini diprediksi tak menempatkan kadernya ke Senayan karena tak lolos ambang batas parlemen, 4 persen.

Terkait survei tersebut, Sekjen DPP PSI, Raja Juli Antoni justru mengaku bersyukur. Hasil tersebut menurut dia merupakan tren positif bagi PSI.

"Alhamdulillah kami dianggap siap mendekati anak muda, konstituen utama PSI, dibandingkan PKB, PKS, Demokrat, Nasdem, PAN, PPP dan Hanura." ucap Raja Juli dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (20/4/2018).  

Raja Juli mengaku selama ini pihaknya terbiasa dipandang sebelah mata. Namun demikian, pandangan itu justru menjadi energi positif bagi para pengurus PSI.

"Dulu hampir semua orang juga pesimis PSI lolos verifikasi KPU. Ternyata kami berhasil. Kami biasa dipandang sebelah mata. Tapi kami adalah generasi optimis. Kami optimis elektabiktas PSI akan Terus Naik," ucap pria yang biasa disapa Toni itu.

 

Kerja Maksimal

PSI menyambangi Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan
PSI menyambangi Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Toni menegaskan, PSI dibangun dengan formula parpol generasi 4.0 sejalan dengan teknologi yang memasuki generasi 4.0. Menurut dia, ini memang jalan yang diinginkan PSI.

"Yang mesti di-upgrade, platform komunikasi, struktur, program kerja, budaya organisasi, juga orang-orangnya. Jika tidak, partai politik justru menjadi faktor penghambat kemajuan. Teknologi sudah 4.0, parpolnya masih 2.0," kata Toni.

Toni pun menegaskan masih ada waktu baginya untuk berjuang mendapatkan hasil yang maksimal. Dia yakin partainya akan sukses dan meraih hasil maksimal di Pemilu 2019 mendatang.

"Masih ada waktu setahun untuk berjuang. Bergandengan tangan, berpeluh-peluh bekerja. Impossible is nothing. Manjadda wa jada. Bismillah. Tuhan bersama anak muda yang berani dan jujur,” pungkas mantan Direktur Eksekutif Maarif Institute ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya