Aryo Djojohadikusumo: Teror Bom Bentuk Perlawanan pada Kebinekaan

Menurut Aryo, upaya pemberantasan teroris tidak hanya bisa dikikis oleh aparat keamananan semata, tetapi juga peran masyarakat di lingkungan masing-masing.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2018, 20:52 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 20:52 WIB
[FOTO] Semangat Kompetisi Para Caleg Muda
Aryo P.S.Djojohadikusumo calon anggota legislatif dari Gerindra. Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan darah muda untuk kemajuan bangsa (Liputan6.com/Rini Suhartini).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengatakan aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo merupakan bagian dari bentuk perlawanan terhadap ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Aryo, upaya pemberantasan tidak hanya bisa dikikis oleh aparat keamananan semata, tetapi juga butuh peran masyarakat di lingkungan masing-masing.

"Teror bom bentuk perlawanan terhadap Pancasila dan kebinekaan. Kami dukung setiap langkah dan aturan yang dibutuhkan untuk memberantas terorisme," ujar Aryo kepada wartawan, Selasa (15/5/2018). 

Aryo menanggapi aksi teror bom bunuh diri di Kota Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam aksi itu, puluhan orang tewas dan luka-luka.

Menurut Aryo, kebinekaan menjadi kekuatan Gerindra dalam upaya mempertahankan NKRI dari ancaman apa pun termasuk terorisme.

Bentuk Sayap Partai

Pria Mencurigakan di Area Mapolrestabes Surabaya
Petugas kepolisian mengamankan seorang pria mencurigakan di sekitar Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5). Sebelumnya, bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 08.50 WIB di depan markas penjagaan Mapolrestabes Surabaya. (AFP/JUNI KRISWANTO)

Untuk mengantisipasi tumbuhnya radikalisme yang mengikis keuntuhan NKRI, Gerindra sedari awal membentuk sejumlah sayap partai sebagai wadah ekspresi politik masyarakat dari berbagai agama.

Sejumlah sayap partai itu, yakni Gerakan Kristen Indonesia Raya (GEKIRA), wadah bagi umat Kristen dan Katolik. Kemudian ada Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nusantara (Gema Sadhana) yang mewadahi tiga unsur agama, yaitu Hindu, Buddha, Konghucu, dan aliran kepercayaan.

Ada pula Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA) yang menjaring aspirasi masyarakat muslim Indonesia.

"KIRA, Gema Sadhana dan GEMIRA dalam aktivitas politiknya selalu menyuarakan Pancasila dan Kebinekaan sebagai kerangka berpikir dan bertindak. Salah satunya dalam melawan doktrin terorisme," ujar dia. 

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya