Liputan6.com, Jakarta - Belum surut duka mendalam dirasakan bangsa ini akibat tragedi tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, kembali tersiar kabar insiden yang menimpa kapal motor lainnya. Kali ini menimpa Kapal Motor (KM) Lestari Maju di antara Perairan Bira, Kabupaten Bulukumba-Perairan Pabaddilan Desa Bongayya, Kecamatan Bonto Matene, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Detik-detik KM Lestari Maju mulai oleng sempat direkam oleh salah satu penumpang hingga perlahan kandas. Lambung kapal yang bocor diduga sebagai penyebab kapal motor itu tenggelam, selain dipicu faktor cuaca buruk.
"Awak kapal mencoba memompa air yang masuk ke dek kapal tersebut, tapi tidak berhasil. Malah air laut terus masuk tak terbendung, sehingga posisi kapal menjadi miring," ungkap Kapolres Selayar AKBP Syamsu Ridwan.
Advertisement
Melihat posisi kapal sudah miring dan air mulai masuk ke dek 1, penumpang pun panik. Jaket pelampung yang tersedia langsung dikenakan. Bahkan, ada aksi nekat penumpang terjun ke air tanpa menggunakan pelampung.
Aksi para ibu juga tak kalah menyeramkan. Mereka memanfaatkan badan KM Lestari Maju yang miring sebagai landasan untuk turun dari atas dek kapal ke bawah sambil bergelantungan di tali.
Berikut ini empat hal mengejutkan kala KM Lestari Maju perlahan tenggelam di perairan Bira, Kabupaten Selayar, Makassar:
1. Rp 30 Miliar Tenggelam
Selain penumpang dan puluhan kendaraan, turut ikut tenggelam bersama karamnya KM Lestari Maju di Perairan Bira, Kabupaten Selayar, uang sebesar Rp 30 miliar.Â
Belakangan diketahui uang tersebut gaji ke-13 dan gaji bulan Juli 2018 yang akan dibayarkan pada PNS di jajaran Pemkab Selayar.
Dikemas dalam delapan buah karung, masing-masing mencapai 18 kilogram. Begitu KM Lestari mulai oleng, uang Rp 30 miliar yang disimpan dalam mobil terparkir di badan kapal juga miring dan akhirnya tenggelam.
Dalam konferensi pers yang digelar di kantornya, Selasa sore, Kepala Divisi Treasury Bank Sulselbar Irmayanti Sultan menegaskan, uang tersebut adalah milik Bank Sulselbar.
Uang tersebut hendak dibawa ke kantor cabang Bank Sulselbar di Kabupaten Selayar untuk pembayaran gaji PNS. Berkat Tim SAR gabungan dan Tim Diving Kabupaten Kepulauan Selayar, mereka akhirnya berhasil mengevakuasi uang tersebut.
Advertisement
2. Jumlah Korban Melebihi Data Manifes
Hingga hari ini, Kamis (5/7/2018), Kepolisian Resor Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat sudah ada 202 penumpang yang menjadi korban tenggelam KM Lestari Maju. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 penumpang dinyatakan tewas.
Di hari sebelumnya, lewat keterangan Kapolres Selayar AKBP Syamsu Ridwan, total korban yang berhasil dievakuasi mencapai 189 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 34 orang penumpang meninggal dunia dan 155 orang lainnya selamat. Ditambah 48 unit kendaraan.
Ketidaksesuaian data manifes yang dimiliki Kapal Motor Lestari Maju di lapangan membuat kepolisian Resor Selayar menangkap nakhodanya.
Selain nakhoda kapal, tidak menutup kemungkinan pihak-pihak terkait akan diselidiki, seperti perusahaan kapal, operator kapal, hingga pengawas kapal.
Sanksi tegas akan diberikan bila terbukti pihak kapal telah memainkan data manifes penumpang KM Lestari Maju.
3. Penuhi Standar Kelayakan
Sementara itu, Syahbandar atau Kepala Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) Zainuddin mengungkapkan, dari segi kelayakan, apa yang terjadi pada KM Lestari Maju adalah murni musibah.
Hal ini dilihat dari keseluruhan syarat yang masuk dalam standar kelayakan beroperasi terpenuhi. Seperti keberadaan sarana navigasi dan keselamatan bagi penumpang kapal.
Di saat kapal mulai oleng, penumpang sudah mendapat instruksi dari nakhoda dan awak kapal untuk segera mengenakan life jakcet atau jaket pelampung. Dan langsung memberikan informasi ke Syahbandar Pelabuhan Bira lewat radio.Â
"Serta telah mengikuti prosedur keselamatan di atas kapal dengan panduan dari nakhoda dibantu kru kapal. Jadi, prosedur penyelamatan berjalan dengan baik," ujar Zainuddin.
Advertisement
4. Sengaja Dikandaskan
Selain penumpang, KM Lestari Maju juga membawa 48 unit kendaraan. Terdiri dari kendaraan roda dua sebanyak 18 unit, kendaraan roda empat sebanyak 14 unit, kendaraan golongan 5 sebanyak 8 unit, dan kendaraan golongan 6 sebanyak 8 unit.
Saat air laut mulai memenuhi lambung kapal yang bocor, oleh sang nakhoda, kapal sengaja dikandaskan di perairan dangkal agar proses evakuasi penumpang lebih mudah.
Hal ini mengklarifikasi berita yang telah tersebar luas, jika kapal karam atau tenggelam.Â
Laporan yang disampaikan dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Bulukumba disebutkan bahwa kapal tersebut kemasukan air.
"Karena cuaca buruk dan oleh nakhoda kapal sengaja dikandaskan agar tidak tenggelam dan memudahkan evakuasi para penumpangnya," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R Agus H Purnomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, 3 Juli 2018.Â
Â
Â
Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Â