SBY Minta Kampanye di Sulawesi dan Sekitarnya Dihentikan

SBY menambahkan, saat ini semua pihak hendaknya dapat menunjukkan kepedulian terhadap korban gempa di Sulawesi Tengah.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 30 Sep 2018, 22:22 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2018, 22:22 WIB
Peringatan HUT ke-17 Partai Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya dalam acara HUT Ke-17 Partai Demokrat di Jakarta, Senin (17/9). Dalam pidato politik itu, SBY menceritakan perjalanan Partai Demokrat. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kegiatan kampanye di Sulawesi dan sekitarnya dihentikan. Ini menyusul bencana alam yang mengguncang kawasan tersebut.

"Dalam keadaaan seperti ini saya berpendapat, menyarankan agar untuk sementara waktu, paling tidak untuk Sulawesi Tengah, Palu, Donggala, dan sekitarnya itu kegiatan kampanye pemilu dihentikan," kata SBY dalam keterangannya yang diunggah di YouTube, Minggu (30/9/2018).

Dia menambahkan, saat ini semua pihak hendaknya dapat menunjukkan kepedulian terhadap korban gempa di kawasan tersebut. Ini sebagai tindakan membantu pemerintah dalam menangani bencana.

"Saya kira saatnya kita menunjukkan solidaritas untuk saudara-saudara kita yang mengalami musibah dan sekaliguas membantu pemerintah mengatasi bencana ini," ucap SBY.

SBY menuturkan dirinya memiliki peristiwa yang sama saat menjadi calon presiden pada Pilpres 2009. Kala itu, ia dan Jusuf Kalla menghentikan kampanye ketika tanggul Situ Gintung jebol.

"Ketika kami mendengar musibah jebolnya Situ Gintung, baik saya dan Pak Jusuf Kalla langsung menghentikan kampanye. Kami berdua bergantengan tangan menuju ke daerah bencana dan bersama mengatasinya," ujar SBY.

"Itu saran dan pandangan saya. Marilah kita utamakan dulu, bersatupadu kita membantu pemerintah dan saudara kita. Kaya kira kegitan pemilu dan kampanye kita hentikan dulu," pinta SBY.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

832 Orang Meninggal

Dampak Gempa Palu dan Donggala
Dampak Gempa Palu dan Donggala. (Twitter Sutopo Purwo Nugroho)

Sebanyak 832 orang meninggal dunia akibat gempa Palu dan Donggala. Korban meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa yang diikuti oleh tsunami.

"Jumlah korban jiwa per 30 September 2018 pukul 13.00 WIB 832 orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Jakarta, Minggu (30/9/2018).

Menurut dia, mayoritas korban merupakan warga Palu sebanyak 821 orang. Sementara, 11 korban lainnya merupakan warga Donggala.

BNPB juga mencatat 540 orang luka berat. Mereka dirawat di sejumlah rumah sakit.

Sebanyak 16.732 jiwa lainnya mengungsi. Mereka mengungsi di 24 titik di Palu dan Donggala.

"Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi, korban diduga masih tertimbun bangunan runtuh dan daerahnya belum terjangkau tim SAR," ujar Sutopo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya