Polisi Ringkus 87 Penjarah Usai Gempa Palu

Duka akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah justru dimanfaatkan oleh sekelompok orang melakukan kejahatan.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 04 Okt 2018, 17:13 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 17:13 WIB
Pasca Gempa Palu, Warga Jarah Toko Makanan
Warga Kota Palu yang beramai-ramai menjarah minimarket, mencari persediaan makanan, Minggu (30/9/2018). (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Jakarta - Duka akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah justru dimanfaatkan oleh sekelompok orang melakukan kejahatan. Setidaknya total sudah ada 87 penjarah toko yang diringkus polisi.

Sebanyak 42 orang di antaranya baru ditangkap setelah terbukti menjarah kompleks pergudangan di Jalan Moh Hatta, Kota Palu. Mereka ditangkap di lima tempat kejadian perkara (TKP) yang berbeda, namun masih berada di satu kompleks.

Pada TKP pertama, Polri berhasil meringkus tiga orang tersebut yang merupakan warga Kota Palu. Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita barang bukti berupa lima karung biji kakao, satu karung makanan ringan, dan satu unit mobil minibus untuk mengangkut hasil curian.

"Di TKP dua, ditangkap 11 orang warga Kabupaten Sigi dengan barang bukti satu unit truk, satu karung makanan ringan, 60 kardus lantai keramik, dan 250 atap seng," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo melalui keterangan tertulis soal penjarahan usai gempa Palu, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

10 Tersangka diamankan di TKP ketiga. Dari tangan warga Kabupaten Donggala itu, polisi menyita barang bukti berupa 22 ban dalam sepeda motor, 97 botol oli mesin sepeda motor, dan enam unit ponsel.

Polisi juga menangkap 12 warga Kabupaten Sigi saat beraksi di TKP keempat. Dari tangan mereka diamankan barang bukti berupa tiga bilah parang dan satu unit truk yang akan digunakan untuk mengangkut barang jarahan.

Terakhir, enam warga Kabupaten Toli-toli ditangkap setelah menjarah di kompleks pergudangan yang sama. Barang bukti yang disita antara lain 150 botol pupuk cair, 30 botol pestisida, dua karung makanan ringan, dan satu unit truk untuk mengangkut barang curian.

Sebelumnya, jajaran Polresta Palu juga telah mengamankan 45 tersangka penjarahan di tengah penanganan gempa Palu. Para pelaku diringkus saat beraksi pada 1 Oktober 2018 di lima lokasi berbeda.

"Sehingga total sementara tersangka penjarahan ada 87 orang. Mereka dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dan Pemberatan," kata Dedi.

1.424 Orang Meninggal

Dibantu Eskavator, Puluhan Korban Gempa Tsunami Palu Dimakamkan Massal
Puluhan jenazah dikubur massal menggunakan eskavator di TPU Peboya Indah, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Jenazah yang merupakan korban gempa tsunami dikubur tiga lapis. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.047 jenazah yang telah diidentifikasi, dimakamkan massal.

"Sampai siang ini, 1.424 orang meninggal dunia. Perinciannya di Donggala 144 orang, di Palu 1.203 orang, Sigi 64 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu Sulawesi Barat 1 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Sutopo mengatakan, sebanyak 2.549 korban luka berat akibat gempa dan tsunami sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit di Kota Palu dan di luar Palu. Sementara itu, korban hilang mencapai 113 orang.

Hingga kini, kata dia, proses evakuasi dan pencarian korban gempa dan tsunami di Sulteng masih terus dilakukan. Sutopo menambahkan jumlah pengungsi mencapai 70.821 jiwa yang tersebar di 141 titik.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya