Liputan6.com, Jakarta - Salam dalam sholat adalah penutup yang mengandung makna mendalam, yaitu doa keselamatan untuk semua makhluk. Ucapan "Assalamualaikum warahmatullah" tidak hanya menjadi akhir dari ibadah, tetapi juga simbol penyebaran kedamaian kepada sesama, termasuk malaikat yang selalu menyertai manusia.
Dalam pelaksanaannya, salam harus diucapkan dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa pesan keselamatan tersebut adalah bentuk pengingat akan hubungan harmonis antara manusia, makhluk lain, dan Allah sebagai Sang Pencipta.
Advertisement
Dalam ibadah sholat, ucapan salam di akhir sholat merupakan bagian yang penting dan penuh makna. Gus Baha, atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim, memberikan pandangan menarik tentang salam ini dalam sebuah kajian yang dikutip dari kanal YouTube @khairazzaadittaqwa.
Advertisement
Menurut Gus Baha, ucapan “Assalamualaikum” dalam sholat sebaiknya diniatkan untuk malaikat yang berada di sekitar kita. Gus Baha menjelaskan bahwa salam ini memiliki objek yang jelas, yakni malaikat atau manusia di sekitar kita.
“Assalamualaikum itu salam untuk kalian semua, jadi harus ada niat untuk siapa salam itu ditujukan,” ungkapnya.
Gus Baha menekankan, jika salam tidak diniatkan untuk malaikat, hal itu menjadi janggal. "Masa salam ke tembok atau pagar? Benda mati kok disalamin," ujarnya sambil tersenyum.
Dalam pandangan agama, setiap manusia senantiasa diikuti oleh malaikat, seperti malaikat Rakib dan Atid.
Kedua malaikat tersebut memiliki tugas masing-masing. Malaikat Rokib bertugas mencatat amal baik, sedangkan malaikat Atid mencatat amal buruk. Salam dalam sholat, menurut Gus Baha, menjadi bentuk penghormatan kepada para malaikat yang selalu menyertai manusia.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Nanti Malaikat Sungkan kalau Sering Kita Kasih Salam
Lebih lanjut, Gus Baha menyoroti etika para malaikat dalam menjalankan tugasnya. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa malaikat yang mencatat kesalahan sebenarnya memiliki rasa sungkan ketika hendak menulis kesalahan manusia.
“Malaikat itu nggak asal tulis. Mereka itu beretika, bukan asal slonang-slonong,” kata Gus Baha.
Rasa sungkan ini, lanjut Gus Baha, terjadi karena malaikat Rokib yang bertugas mencatat amal baik memiliki otoritas lebih besar dibandingkan malaikat Atid. Maka, jika manusia berbuat salah, malaikat Atid seringkali menunggu izin atau keputusan dari Rokib sebelum mencatatnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Baha juga menjelaskan bahwa salam dalam sholat memiliki makna yang dalam. Ucapan salam bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga doa dan penghormatan kepada makhluk yang ada di sekitar kita.
“Ketika kamu mengucapkan salam, niatkan untuk malaikat yang setia mendampingimu. Itu menunjukkan adab kita kepada malaikat,” tambah Gus Baha.
Adab ini, menurut Gus Baha, sejalan dengan ajaran Islam yang menempatkan etika sebagai nilai utama. Bahkan dalam berinteraksi dengan makhluk tak terlihat seperti malaikat, manusia diajarkan untuk tetap menjaga rasa hormat.
Kajian ini mendapat perhatian besar karena memberikan perspektif baru tentang salam dalam sholat. Ucapan yang selama ini dianggap sederhana ternyata memiliki dimensi spiritual yang mendalam.
Advertisement
Malaikat Kedepankan Etika
Selain itu, Gus Baha juga mengingatkan bahwa malaikat tidak pernah lengah dalam menjalankan tugasnya. Namun, mereka selalu mengedepankan etika dan penghormatan dalam mencatat amal manusia.
Melalui kajian ini, Gus Baha berharap umat Islam dapat lebih memahami makna salam dalam sholat. Dengan meniatkan salam untuk malaikat, ibadah sholat menjadi lebih khusyuk dan penuh kesadaran.
“Malaikat itu bukan hanya pencatat amal, mereka juga menjadi saksi atas apa yang kita lakukan. Maka, ucapkan salam dengan niat yang benar,” pesan Gus Baha.
Pandangan ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana manusia seharusnya bersikap dalam beribadah. Bahkan dalam hal kecil seperti salam, ada ajaran adab yang harus dijaga.
Dengan niat yang benar, salam dalam sholat dapat menjadi wujud penghormatan kepada makhluk Allah yang setia mendampingi manusia. Ini juga menjadi pengingat bahwa setiap tindakan kita selalu diawasi dan dicatat.
Kajian Gus Baha yang disampaikan dengan bahasa sederhana namun sarat makna ini berhasil menyentuh hati banyak pendengarnya. Salam dalam sholat bukan lagi sekadar ritual, tetapi menjadi doa yang penuh keikhlasan.
Pesan Gus Baha ini mengajarkan umat Islam untuk lebih memahami nilai-nilai ibadah. Dengan menjaga niat dan adab, sholat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Ucapan salam yang sederhana ternyata memiliki dampak besar dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan niat yang tulus, salam menjadi penghubung antara manusia, malaikat, dan Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul