Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Dorong Para Santri Jadi Wirausahawan

Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Sholeh: Kalau ingin wujudkan kemandirian bangsa, jadilah wirausahawan.

oleh Cahyu diperbarui 02 Nov 2018, 15:31 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2018, 15:31 WIB
Asrorun Niam Sholeh
Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Sholeh: Kalau ingin wujudkan kemandirian bangsa, jadilah wirausahawan. (foto: dok. Kemenpora)

Liputan6.com, Jakarta Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Niam Soleh, memberikan pembekalan dan membuka Workshop Pesantrenpreneur di Pondok Pesantren Nurul Ibad, Jl Gordan 44, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (1/11/2018). 

Tema yang diangkat dalam pelatihan tersebut adalah 'Peran Pesantren Dalam Menumbuhkembangkan Entrepreneur Muda Global yang Beradab'. Pesantren sebagai model dan basis pendidikan khas Indonesia tertua terus meng-update diri menjadi salah satu wahana pengembangan kewirausahaan muda.

"Pesantren tidak saja mendidik para santri untuk pandai mengaji kitab, tetapi saatnya pesantren yang merupakan basis dan model pendidikan khas Indonesia tertua untuk mengembangkan minat dan bakat para pemuda santri berwirausaha dan mandiri," ujar Niam.

Menurutnya, pesantren dikenal dengan kemandiriannya serta sangat mencintai bangsa dan negara.

"Salah satu syarat kemandirian sebagai bangsa adalah mandiri di bidang ekonomi. Buktikan cinta kalian pada negara dan bangsa. Kalau ingin menjadi bangsa mandiri, jadilah wirausahawan. Setinggi-tingginya posisi karyawan dia tetap diatur. Serendah-rendahnya pelaku wirausahawan, dia mandiri terhadap dirinya sendiri," ucap Niam.

Semua pihak yang terkait, terutama pemerintah, mempunyai tanggung jawab besar terhadap masa depan para pemuda. Sebagai wujud nyata, Kemenpora menyelenggarakan program pelatihan dan pemberian modal di luar permodalan perbankan dan non-perbankan sebagai daya ungkit pengembangan yang lebih besar dan berdampak luas di tengah masyarakat secara umum. Untuk pelatihan kali ini dikhususkan untuk kalangan pesantren.

Saat membuka workshop, Niam bertanya kepada peserta, apakah sudah ada yang memulai usaha atau belum. Ada salah seorang peserta yang bernama Ainul Yaqin dari Klender Jakarta Timur mengatakan bahwa sudah memulai usaha kuliner.

Ia berjualan pisang keju, mie pedas, dan ceker mercon. Usahanya mampu meraih omzet Rp 6-8 juta per bulan.

"Luar biasa, sudah memulai usaha dan beromzet Rp 6-8 juta. Apakah (Anda) ingin mengembangkan usaha?" tanya Niam.

Ainul mengaku bahwa ia ingin mengembangkan usahanya tetapi terkendala modal minim. Niam pun menjelaskan lebih lanjut bahwa masalah ini merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah. Sebab, biasanya pengusaha pemula masih terkendala akses permodalan dari perbankan maupun non-perbankan.

"Ini menjadi tanggung jawab pemerintah. Maka, untuk Saudara Ainul Yaqin karena sudah berani memulai, Kemenpora berikan bantuan permodalan Rp 15 juta dari Program Wirausaha Muda Pemula. Nanti, syarat administrasi silakan diurus melalui Pak Imam Gunawan selaku Asdep Kewirausahaan Muda," kata dia.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asdep Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Imam Gunawan, Pengasuh Ponpes Nurul Ibad KH Ibnu Mulkan, pimpinan Yayasan Pesantren Jauharul Wathan KH Abdul Hakim Sholeh, Direktur Permodalan Non Perbankan Bekraf Syaefullah, serta narasumber dari praktis dan motivator. Peserta workshop sebanyak 100 orang berasal dari pemuda santri yang memiliki minat wirausahawan dari berbagai pesantren se-DKI.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya