Liputan6.com, Jakarta - Keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambah maskapai menuju Pangkalpinang, Bangka Belitung. Sebab, di penerbangan pagi hari, hanya maskapai berlogo kepala singa tersebut yang membuka pelayanan.
"Ke Babel cuma Lion, Pak Menteri. Mohon ditambah," ujar Muhammad Bambang Sukandar, ayahanda korban Lion Air jatuh di Karawang atas nama Pangki Paradana di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Dia mengungkap tidak ada pilihan lain jika harus bertolak ke Pangkalpinang di penerbangan pagi hari untuk keperluan bekerja, selain menumpangi maskapai Lion Air.
Advertisement
"Pagi tugas, tidak ada pilihan lain selain Lion Air," ucapnya.
Dia juga mempertanyakan kabar yang menyebut sudah ada masalah di pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 saat penerbangan Denpasar-Jakarta. Jika memang ada, apakah masalah itu sudah diselesaikan dengan baik.
"Kedua saya menggarisbawahi, benar atau tidak peawat sudah trouble dari Ngurah Rai. Take off dari CGK, ada perbaikan apakah sudah clear?" tanyanya heran.
Â
Hukuman untuk Teknisi Lion Air
Sambil terisak, Bambang meminta pihak Lion Air menjatuhkan hukuman setimpal kepada teknisi tersebut.
"Dalam hal ini, tentu teknisi Lion harus tanggung jawab penuh. Mutlak tanggung jawab, bahwa pesawat clear untuk kembali. Perbaikan cepat dinyatakan take off apakah benar. Kejadian Lion sudah banyak sekali," tegasnya sambil terisak.
Menurut penelusuran Merdeka.com di beberapa situs tiket penjualan online, maskapai Lion Air Group mendominasi penerbangan Jakarta-Pangkalpinang.
Ada dua maskapai yang membuka penerbangan pagi hari ke Pangkalpinang, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air. Namun, tiket Garuda Indonesia di penerbangan pagi hari dibanderol tiga kali lipat dari Lion Air.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Advertisement