Masyarakat Takut, Moeldoko Minta Penyelenggaraan Reuni 212 Dipertimbangkan Lagi

Selain karena ada aksi pengibaran bendera tauhid, Moeldoko khawatir acara itu justru membikin resah warga.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2018, 14:02 WIB
Gubernur TGB Zainul Majdi Galang Dana untuk Lombok dan Sumbawa
Kepala Staf Kepresidenan, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memberi sambutan pada acara penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa dan peluncuran buku TGBNomics di Jakarta, Jumat (14/9). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap, aksi reuni 212 yang akan dilaksanakan pada 2 Desember 2018 tidak menebar ketakutan kepada masyarakat.

"Saya sudah mendengar dari berbagai komunitas, mereka takut menghadapi situasi-situasi (reuni 212) seperti itu," kata Moeldoko di Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Mantan Panglima TNI ini meminta, pihak yang ingin menyelenggarakan reuni 212 mempertimbangkan kembali rencana tersebut. Selain karena ada aksi pengibaran bendera tauhid, Moeldoko khawatir acara itu justru membikin resah warga.

"Masyarakat kita itu melihat bendera hitam (Tauhid) sudah ketakutan. Kenapa kita mesti menebarkan rasa takut kepada masyarakat. Kan begitu. Secara psikologis itu yang dihadapi masyarakat. Imbauan saya ya perlu dipikirkan ulang kegiatan-kegiatan yang justru tidak membawa rasa damai," ujar Moeldoko.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jokowi Diundang

Soal Jokowi yang diundang ke reuni 212, Moeldoko belum bisa memastikan hadir. Sebab, Moeldoko belum mengetahui undangan secara tertulis dari alumni 212 sudah sampai di meja Jokowi.

"Saya belum tahu persis ya. Undangannya mungkin dikirim ke Mensesneg. Saya enggak tahu," kata Moeldoko.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengizinkan Lapangan Monumen Nasional digunakan untuk Reuni Akbar 212 pada 2 Desember 2018 mendatang. Anies sendiri sudah memastikan akan hadir dalam acara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya