Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 jenazah korban pembunuhan kelompok separatis bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, diberangkatkan dari Timika, Kabupaten Mimika, ke Makassar, Sulawesi Selatan. Jenazah mereka akan diantar ke kampung halamannya masing-masing dari Makassar.
Para korban tersebut diberangkatkan dari Timika, Papua, ke Makassar menggunakan pesawat Herkules milik TNI AU, Jumat pukul 15.00 WIT.
Mereka adalah Agustinus T (karyawan PT Istaka Karya), Jepry Simaremare (karyawan PT Istaka Karya), Carly Zatrino (karyawan PT Istaka Karya), Alpianus M (karyawan PT Istaka Karya), Muh Agus (karyawan PT Istaka Karya), Fais Syahputra (karyawan PT Istaka Karya), Yousafat (karyawan PT Istaka Karya), Aris Usi (karyawan PT Istaka Karya).
Advertisement
Juga jenazah Yusran (karyawan PT Istaka Karya), Dino Kondo (karyawan PT Istaka Karya), Markus Allo (karyawan PT Istaka Karya), Efrandy Hutagaol (karyawan PT Istaka Karya), Samuel Pakiding (karyawan PT Istaka Karya), Anugrah Tolu (karyawan PT Istaka Karya), Emanuel Beli Naikteas (karyawan PT Istaka Karya), dan Daniel Karre (karyawan PT Istaka Karya).
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, pemberangkatan 16 jenazah tersebut ke Makassar sesuai perintah Panglima TNI.Â
"Dari 16 jenazah tadi, rencananya 14 akan diturunkan di Makassar dan dua lainnya diberangkatkan ke Jakarta dan selanjutnya ke kampung halamannya," kata Aidi di Timika, Papua, seperti dilansir Antara.
Selain didampingi keluarga, kata dia, anggota TNI dan Polri juga turut mengawal. Sedangkan biaya pengantaran dan pemakaman akan menjadi tanggung jawab PT Istaka Karya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belasungkawa
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Martuani Sormin saat melepas jenazah turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Kapolda sekaligus mengucapkan terima kasih atas dukungan doa sehingga semua proses bisa berjalan dengan baik.
Ia juga memohon dukungan doa untuk kelancaran proses pemberangkatan sampai ke tempat tujuan masing-masing.
"Kami juga memohon maaf jika terjadi keterlambatan dalam proses ini sebab cuaca dan medan yang sulit juga mempengaruhi proses evakuasi," ujarnya.
Advertisement