Liputan6.com, Jakarta - Pemecatan Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono, menjadi sorotan setelah sistem perbankan mengalami gangguan besar-besaran, bertepatan dengan malam takbiran Idul Fitri 29 Maret 2025. Gangguan tersebut menyebabkan nasabah kesulitan bertransaksi melalui aplikasi JakOne Mobile, termasuk transfer antar bank, pembayaran QRIS, dan penarikan tunai.
Kejadian ini bukan yang pertama, melainkan yang ketiga kalinya, memicu kecurigaan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, terkait dugaan kebocoran data dan aliran dana yang mencurigakan.
Baca Juga
Gubernur Pramono Anung, melalui akun Instagramnya, menyatakan bahwa masalah ini sudah "keterlaluan" dan berulang. Ia menegaskan bahwa pemecatan Amirul Wicaksono merupakan tindakan tegas atas kegagalan dalam menjaga sistem IT Bank DKI.
Advertisement
Keputusan ini diambil setelah rapat terbatas pada 8 April 2025, dan Agus Haryoto Widodo, Direktur Umum, ditunjuk sebagai pelaksana tugas.
Keresahan meluas di media sosial, dengan banyak nasabah mengeluhkan ketidakmampuan mereka mengakses layanan perbankan digital Bank DKI. Gangguan sistem yang berulang dan dugaan kebocoran data ini mendorong Gubernur Pramono Anung untuk melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim Polri pada 9 April 2025, guna penyelidikan lebih lanjut.
Proses audit independen juga dilakukan untuk menyelidiki aliran dana yang diduga bocor.
Kronologi Pemecatan Direktur IT Bank DKI
Berikut kronologi lengkap kejadian yang berujung pada pemecatan Amirul Wicaksono:
- 29 Maret 2025 (Malam Takbiran): Sistem Bank DKI mengalami gangguan signifikan, menyebabkan nasabah kesulitan bertransaksi.
- Hingga 5 April 2025: Gubernur Pramono Anung mengungkapkan ini merupakan kejadian serupa yang ketiga kalinya, dengan kecurigaan kebocoran data dan aliran dana mencurigakan.
- 9 April 2025: Gubernur melaporkan dugaan kebocoran data ke Bareskrim Polri.
- 8 April 2025: Amirul Wicaksono dipecat dari jabatannya sebagai Direktur IT Bank DKI.
- Setelah 8 April 2025: Bank DKI melibatkan auditor independen global untuk menyelidiki dugaan kebocoran dana.
"Jadi untuk itu saya akan putuskan pembebastugasan direktur IT-nya segera dilakukan dan harus dilakukan sekarang," kata Pramono melalui akun Instagramnya, seperti dikutip Rabu (9/4/2025).
Pramono juga menekankan pentingnya jejak digital untuk mempermudah proses penyelidikan. Ia menilai, keluhan nasabah sudah "kelewat batas" dan perlu diproses secara hukum.
"Laporkan ke Bareskrim, proses hukum, karena ini sudah keterlaluan."
Advertisement
Dampak Gangguan Sistem dan Langkah-langkah ke Depan
Gangguan sistem Bank DKI berdampak signifikan terhadap nasabah, yang mengalami kesulitan bertransaksi selama periode penting, yaitu menjelang dan selama Idul Fitri. Kepercayaan publik terhadap Bank DKI pun terdampak.
Sebagai langkah perbaikan, Bank DKI melibatkan auditor independen untuk menyelidiki lebih lanjut dugaan kebocoran dana. Transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Ke depannya, Bank DKI perlu meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang IT untuk mencegah kejadian serupa.
Pemecatan Direktur IT Bank DKI menjadi pelajaran penting tentang pentingnya keamanan sistem dan pemeliharaan infrastruktur IT yang handal di lembaga keuangan. Kegagalan sistem dapat berdampak besar, sehingga langkah-langkah pencegahan yang komprehensif sangat diperlukan.
