Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news, Herman, petugas keamanan di kompleks perumahan Rajawali, Sawah Besar, Jakarta hampir tewas digigit anjing berjenis pitbull. Akibat penyerangan tersebut, korban mengalami luka di betis kaki, panggung, leher, dan dada.
Berawal saat si pemilik membawa jalan-jalan anjingnya di sekitar kompleks. Herman yang sedang bertugas, melihat tak ada rantai yang mengekang leher pitbull, padahal banyak warga yang tengah berolahraga.
Sang pemilik pun mendapat teguran. Selanjutnya Herman mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
Advertisement
Sementara itu, kasus KTP elektronik atau e-KTP tercecer mendapat sorotan dari kubu capres nomor urut 1, Prabowo Subianto.
Menurut Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, kasus tersebut merupakan bentuk kesengajaan.
"Ada agenda setting kelompok tertentu untuk Pemilu 2019," kata Ferry Juliantono lewat keterangannya, Sabtu, 15 Desember 2018.
Kasus perusakan atribut Partai Demokrat, pada Sabtu 15 Desember malam juga menjadi isu hangat yang terus mendapat sorotan banyak pihak. Disebut-sebut sebagai dalang dari perusakan tersebut, Politikus PDIP Kapitra Ampera berencana akan melaporkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke polisi.
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Minggu, 16 Desember 2018:
1. Tak Terima Majikan Ditegur, Pitbull Serang Satpam Kompleks di Sawah Besar
Kapolsek Sawah Besar Kompol Mirza Maulana membenarkan terkait kejadian tersebut. Ia mengatakan, pemilik pitbull tak terima ditegur satpam kompleks lantaran anjingnya jalan-jalan di sekitaran kompleks tanpa diikat.
"Intinya pemilik anjing tidak terima dtegur satpam kompleks karena anjingnya dibawa jalan-jalan tanpa diikat lehernya karena di daerah situ banyak orang olahraga," kata Mirza saat dikonfirmasi, Minggu (16/12/2018).
Lalu, Herman pun diserang pitbull tersebut hingga mengalami luka-luka di tubuhnya. Saat kejadian, pemilik anjing sempat menarik tubuh anjingnya, tapi tetap menyerang Herman dengan ganas.
Advertisement
2. Kubu Prabowo: Ada Agenda Terselubung dalam Rentetan Kasus Tercecernya E-KTP
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Ferry Juliantono menilai, terulangnya kasus e-KTP tercecer di sejumlah wilayah di Indonesia merupakan bentuk kesengajaan. Ferry curiga, ini merupakan hal terencana kelompok tertentu untuk Pemilu 2019.
Ferry berkaca dari salah satu pemilik e-KTP yang tercecer di daerah Jakarta Timur bernama Dewi Andini Putri. Bahwa sejak 2016, Dewi mengaku memegang e-KTP dan tidak pernah hilang atau dibuang.
Ferry mengatakan, fakta-fakta dan temuan di lapangan tersebut menunjukkan bagaimana bobroknya birokrasi Kementerian Dalam Negeri dalam mengurus data kependudukan.
Menurutnya, bobroknya birokrasi itu seolah disengaja untuk membuka ruang bagi petahana 'mengamankan' Pemilu 2019.
3. Dilarang Megawati, Kapitra Ampera Batal Laporkan SBY ke Polisi
Politikus PDIP Kapitra Ampera sedianya akan melaporkan SBY ke polisi karena dinilai telah menyebut PDIP dalang perusakan ribuan atribut partai Demokrat di Pekanbaru.
Namun, laporan batal dilakukan karena Kapitra dilarang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Mantan pengacara Rizieq Shihab itu mengaku ditegur Megawati Soekarnoputri untuk menghormati SBY sebagai Preiden ke-6 RI.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement