BMKG: Tremor Anak Gunung Krakatau Bermagnitudo 3,4 Jadi Pemicu Tsunami

BMKG memastikan tsunami yang menerjang Banten dan Lampung dipicu oleh erupsi vulkanik Anak Gunung Krakatau.

oleh Raden Trimutia HattaPutu Merta Surya Putra diperbarui 24 Des 2018, 12:41 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 12:41 WIB
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan tsunami yang menerjang Banten dan Lampung dipicu oleh erupsi vulkanik Anak Gunung Krakatau. BMKG mencatat, kekuatan tremor Anak Gunung Krakatau yang memicu tsunami memiliki kekuatan setara magnitudo 3,4.

"Ada tremor setara magnitudo 3,4 yang epicenternya ada di Anak Gunung Krakatau," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di kantornya, Senin (24/12/2018).

Guncangan vulkanik Anak Gunung Krakatau, kata dia, telah memicu terjadinya collapse pada lereng gunung. Berdasarkan citra saletelit, collapse lereng tersebut luasnya 64 hektar.

"Volume collapse ini yang menjadi tsunami di pantai pada pukul 21.27, atau 24 menit kemudian (setelah erupsi Anak Gunung Krakatau) dengan tinggi 0,9 meter di empat titik di Banten, Serang, Bandar Lampung," ungkapnya.

"Jadi tsunami ini berkaitan dengan erupsi vulkanik," Dwikorita menegaskan.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Korban Jiwa

Tsunami melanda kawasan sekitar Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di sebagian daerah Banten dan Lampung.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin pukul 07.00 WIB musibah tersebut mengakibatkan 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang mengalami luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi yang tersebar di lima kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.

Ribuan personel gabungan TNI, Polri, BNPB, Basarnas, sejumlah kementerian/lembaga, relawan dan masyarakat saat ini masih berusaha mengevakuasi dan mencari para korban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya