3 Fakta Suara Dentuman Keras di Lampung Usai Tsunami Selat Sunda

Selain di kawasan Pandeglang, Banten, daerah Lampung juga tak luput dari dahsyatnya terjangan tsunami Selat Sunda.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 26 Des 2018, 19:15 WIB
Diterbitkan 26 Des 2018, 19:15 WIB
Pandangan Udara Wilayah Daratan Lampung Usai Dihantam Tsunami
Pemandangan dari udara wilayah Kota Lampung usai diterjang tsunami, Selasa (25/12). Jumlah korban akibat Selat Sunda terus bertambah, hingga selasa (25/12) siang data dari Kapusdatin Humas BNPB 429 orang meninggal. (Liputan6.com/Zulfikar Abubakar)

Liputan6.com, Jakarta - Usai tsunami Selat Sunda yang menerjang kawasan sekitar Banten dan Lampung, Gunung Anak Krakatau masih terus mengeluarkan suara dentuman keras.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan tsunami yang menerjang Banten dan Lampung pada Sabtu, 22 Desember 2018 itu dipicu oleh erupsi vulkanik Gunung Anak Krakatau.

BMKG menyebut, kekuatan tremor Gunung Anak Krakatau yang memicu tsunami memiliki kekuatan setara magnitudo 3,4. Hal ini seperti disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

"Ada tremor setara magnitudo 3,4 yang epicenternya ada di Gunung Anak Krakatau," ujar Dwikorita, Senin 24 Desember 2018.

Selain di kawasan Pandeglang, Banten, daerah Lampung juga tak luput dari dahsyatnya terjangan tsunami Selat Sunda. Meski sudah empat hari berlalu, aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tinggi hingga kini.

Berikut 3 fakta suara dentuman keras usai tsunami Selat Sunda yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Dentuman dan Kilat di Langit

Pandangan Udara Wilayah Daratan Lampung Usai Dihantam Tsunami
Pemandangan dari udara wilayah Kota Lampung usai diterjang tsunami, Selasa (25/12). Tsunami yang terjadi di Selat Sunda menerjang wilayah di Lampung dan Banten. (Liputan6.com/Zulfikar Abubakar)

Sejumlah warga di beberapa wilayah Provinsi Lampung pada Selasa, 25 Desember 2018 hingga Rabu (26/12/2018) dini hari mengaku mendengar suara dentuman atau gemuruh dari langit dan melihat kilatan cahaya di kejauhan, sehingga menimbulkan kecemasan.

Salah seorang warga, Yaya Sudrajat menyatakan, menjelang tengah malam pada kejadian, warga di wilayah yang berjarak sekitar 11 mil ini tidak merasakan adanya getaran. Namun, warga justru mendengar suara gemuruh dan kilatan api seperti petir.

Seperti dikutip dari Antara, pada siang hari sebelumnya, warga setempat juga melihat abu yang membumbung dari puncak Gunung Anak Krakatau.

Warga Ketapang, Lampung Selatan, Ruli, mengaku melihat kilatan cahaya dan suara gemuruh terus-menerus yang diperkirakan berasal dari arah Gunung Anak Krakatau.

 

2. Terdengar di Dua Lokasi

Pemandangan dari Udara Wilayah Lampung Usai Dihantam Tsunami
Pemandangan dari udara wilayah Kota Lampung usai diterjang tsunami, Selasa (25/12). Lampung Selatan menjadi salah satu daerah terdampak Tsunami. (Liputan6.com/Zulfikar Abubakar)

Sejumlah warga di kawasan di Provinsi Lampung mengaku mendengar suara dentuman misterius yang diduga berasal dari aktivitas Anak Gunung Krakatau. Suara dentuman tersebut terdengar sejak Selasa, 25 Desember 2018 hingga Rabu dini hari tadi (26/12/2018).

Emil, seorang warga Simpang Pematang, Mesuji, mengaku dirinya mulai mendengar suara dentuman sejak siang hari. Malamnya Emil kembali mendengar suara yang berasal dari atas langit.

"Tadi malam dengar lagi beberapa kali," ungkap Emil, seperti dikutip Lampost.

Forecaster on Duty Stasiun Meteorologi Raden Inten Lampung mencatat suara dentuman misterius nyaring terdengar di dua kawasan Lampung, yaitu Lampung Barat dan Mesuji.

 

3. Penjelasan PVMBG

Pandangan Udara Wilayah Daratan Lampung Usai Dihantam Tsunami
Pemandangan dari udara wilayah Kota Lampung usai diterjang tsunami, Selasa (25/12). Tsunami yang terjadi di Selat Sunda menerjang wilayah di Lampung dan Banten. (Liputan6.com/Zulfikar Abubakar)

Sementara itu, Forecaster on Duty Stasiun Meteorologi Raden Inten Lampung saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (26/12/2018) mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah suara dentuman misterius itu berkaitan dengan aktivitas Anak Gunung Krakatau.

"Kami belum bisa memberikan komentar terkait berita itu. Kalau dari analisis kami tidak ada awan Cumulonimbus yang menyebabkan bunyi tersebut," katanya.

Forecaster on Duty Stasiun Meteorologi Raden Inten Lampung mencatat suara dentuman misterius nyaring terdengar di dua kawasan Lampung, yaitu Lampung Barat dan Mesuji.

"Kami di Branti yang jaraknya 100 km lebih dekat (dari Anak Gunung Krakatau) dibandingkan dengan dua lokasi tersebut tidak mendengar (suara dentuman)," katanya menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya