Mendikbud: Edukasi Bencana Tak Akan Masuk Daftar Pelajaran

Muhadjir mengtakan, ada tiga masalah kebencanaan yang harus ditanamkan kepada anak.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Jan 2019, 06:43 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 06:43 WIB
Muhadjir Effendy
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat media visit di SCTV Tower, Jakarta, Senin (14/5). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan pendidikan bencana tak masuk dalam daftar pelajaran. Kendati begitu, dia menyebut pendidikan bencana rencananya akan masuk dalam proses belajar mengajar.

"Saya tegaskan bahwa itu (pendidikan bencana) tidak akan menjadi mata pelajaran. Ini yang penting, karena kalau nanti tidak saya kunci dulu nanti ribut. Jadi tidak akan menjadi mata pelajaran tetapi menjadi bagian dari proses belajar mengajar di sekolah," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (7/1/2019).

Menurut dia, ada tiga masalah kebencanaan yang harus ditanamkan kepada anak. Tiga hal tersebut antara lain, pengetahuan dan informasi, hal-hal yang bersifat teknikal, serta simulasi bencana.

"Ini tiga ini bisa kita lihat lebih cocok di mana," ucap dia.

Muhadjir mengatakan untuk pengetahuan dapat disispkan ke beberapa mata pelajaran, seperti geografi, biologi, dan program penguatan pendidikan. Sementara untuk teknikal, lanjut dia, harus disampaikan oleh ahlinya yaitu Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB). 

"Tidak mungkin guru. Guru nanti kalau harus guru nanti harus men-training guru lagi, malah repot," ujar dia.

Untuk simulasi bencana, Muhadjir menilai dapat dimasukkan ke ekstakuliluler Pramuka. Kemudian, juga bisa masuk dalam Palang Merah Indonesia sehingga simulasi bencana dapat lebih efektif.

"Jadi nanti disitu lebih efektif jadi di dalam kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler. Jadi akan kita sebar, tidak jadi mata pelajaran," jelas dia.

Muhadjir menargetkan pada tahun ajaran baru pelaksanaan tiga bentuk edukasi tersebut dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah. Saat ini, ada empat modul yang dapat digunakan oleh siswa.

"Sekrang kan empat modulnya sudah ada, sudah dari UNICEF ada dua modul, kemudian dari BNPB juga sudah ada. Anak bisa baca sendiri, bisa guru yang jelaskan, syukur-syukur nanti kita bisa bekerjasama dengan Korps Tim Relawan yang di beberapa daerah, kemudian tentu saja BNPB," pungkas Muhadjir.

 

Permintaan Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar penanganan bencana terus diperkuat. Ia menyatakan pemerintah bersama DPR telah sepakat meningkatkan anggaran untuk melakukan edukasi dan mitigasi bencana alam.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan agar para pejabat setingkat menteri memberikan edukasi kebencanaan secara konsisten sejak dini. Pasalnya, Indonesia berada di wilayah cincin api yang rawan bencana alam.

"Saya sudah minta agar edukasi kebencanaan ini betul-betul dikerjakan secara baik dan konsisten dilakukan sejak dini, masuk dalam muatan yang diajarkan dalam sistem pendidikan kita. Sehingga betul-betul kita siap dalam menghadapi," jelas Jokowi dalam sambutannya pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin, 7 Januari 2019. 

Saksikan video pilihan di bawah ini 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya