Hasil Kajian Tata Kelola Gambut, Jadi Acuan Kebijakan Pemkab Siak

Kabupaten Siak menjadi salah satu daerah yang menjadi target program restorasi gambut. Untuk itu, hasil diskusi Riset Pengelolaan Kesatuan Hidrologi Untuk Optimalisasi Pengembangan Komoditi Ramah Gambut pada Program TORA akan menjadi acuan Pemkab Siak.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Feb 2019, 19:31 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2019, 19:31 WIB
Hasil Kajian Tata Kelola Gambut, Jadi Acuan Kebijakan Pemkab Siak
Kabupaten Siak menjadi salah satu daerah yang menjadi target program restorasi gambut. Untuk itu, hasil diskusi Riset Pengelolaan Kesatuan Hidrologi Untuk Optimalisasi Pengembangan Komoditi Ramah Gambut pada Program TORA akan menjadi acuan Pemkab Siak.

Liputan6.com, Jakarta Kajian inovasi pengelolaan gambut berbasis hidrologi program TORA di Kabupaten Siak terus berlanjut. Wakil Bupati Siak H. Alfedri membuka kegiatan forum diskusi Riset Pengelolaan Kesatuan Hidrologi Untuk Optimalisasi Pengembangan Komoditi Ramah Gambut pada Program TORA yang dipusatkan di Hotel Grand Mempura, Rabu pagi (13/2).

Deputi IV Badan Restorasi Gambut Dr. Haris Gunawan menyebut Meeting Riset tersebut sebagai bagian dari upaya sosialisasi dan koordinasi terkait  Program Desa Peduli Gambut dan sejumlah agenda BRG lainnya sesuai kepentingan strategis daerah dan desa sasaran.

"BRG merupakan lembaga yang ditugaskan untuk memulihkan gambut dengan merangkul semua pihak agar bisa dikelola dengan melibatkan para ilmuan. Tantangan kita kedepan adalah menemukan inovasi dan terobosan yang sesuai dengan kebutuhan dan semangat daerah dalam pengelolaan gambut di Siak," ujar Haris.

Gayung bersambut, Wakil Bupati Siak Alfedri Kabupaten Siak mengamini Haris, ia menyebut Kabupaten Siak menjadi salah satu daerah yang menjadi target program restorasi gambut BRG karena memiliki kawasan gambut yang cukup luas. Untuk itu kajian-kajian yang dilakukan dapat diimplementasikan menjadi suatu kebijakan yang tepat kelola dan manfaatnya dapat dirasakan lintas generasi.

"Harapan kami, hasil kajian selama 3 bulan kebelakang dapat dijadikan acuan yang dalam menetapkan langkah strategis terhadap budidaya komoditas ramah gambut, yang menghasilkan peningkatan ekonomi masyarakat," kata Alfedri.

Dalam diskusi tersebut juga turut hadir, Tim Ahli Riset Hidrologi dan Pemetaan Profesor Indratmo, Dr. Sigit, Dr. Budi, Dr. Prayoto serta dari Tim Riset Komoditi Dr. Nurul Qomar, dan Ir. Bastoni, BPTP, dan Tim Riset Keekonomian, serta pejabat Asisten Pemerintahan dan Kesra L. Budhi Yuwono.

 

(*)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya