Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Ungkap Tantangan yang Menghadang Indonesia di Masa Depan

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, kita harus melewati tiga tantangan utama.

oleh Arviola Marchsyalina Syurgandari diperbarui 27 Nov 2024, 06:31 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2024, 06:31 WIB
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo dalam acara Social Security Summit 2024 di Birawa Assembly Hall, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024). (Foto: Liputan6.com/Arviola Marchsyalina Syurgandari).

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, kita harus melewati tiga tantangan utama.

Hal ini disampaikannya dalam acara Social Security Summit 2024 di Birawa Assembly Hall, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024).

Eko mengatakan, Indonesia sudah terjebak di dalam middle income trap sejak 1993 atau selama 30 tahun.

"(Tantangan pertama adalah) bagaimana kita keluar dari middle income trap. Jadi kalau dari grafik ini sejak tahun 1993 kita sudah masuk ke middle income, tetapi sampai hari ini kita masih di middle income,” kata Eko.

Tak hanya Indonesia, namun banyak negara lain yang mengalami hal serupa. Di mana suatu negara mengalami stagnasi dan sulit bertransisi ke penghasilan tinggi.

"Dan tentu saja kita melihat banyak juga negara-negara berpenghasilan menengah. Banyak juga yang mengalami stagnasi dan sulit untuk bisa bertransisi masuk ke penghasilan tinggi. Nah inilah yang juga sedang kita hadapi," ucap Eko.

Yang kedua, dia berharap adanya pemanfaatan bonus demografi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Eko mengatakan, Indonesia harus memanfaatkan peluang bonus demografi hingga 2035 dengan baik. Mengingat setelah periode ini, Indonesia akan memasuki era aging population.

"Di mana proporsi usia lanjut akan naik dua kali lipat dari tahun 2000 ke 2045. Sehingga memang kita melihat bahwa ini ada momentum yang harus kita kejar agar saat aging population terjadi kita sudah keluar dari middle income trap," ungkap dia.

 

Cari Solusi

Eko juga menuturkan, harus dicari solusi untuk pengentasan kemiskinan yang kian bermunculan di kalangan masyarakat dan tidak memiliki jaring pengaman.

Menurutnya, jika era aging population terjadi, maka Indonesia akan mengalami kenaikan tingkat dependency rasio non-produktif kepada pekerja produktif yang dikenal sebagai genius generation.

"Jadi pekerja produktif akan lebih berat lagi tahun berikutnya karena non-produktif lebih banyak. Kondisi ini tentunya akan menahan laju perekonomian dan juga memicu munculnya kemiskinan baru," jelas dia.

 

 

Harus Segera Diatasi

Eko menegaskan bahwa kondisi ini harus segera diatasi karena akan mengancam stabilitas ekonomi dan produktivitas nasional.

Hal ini juga sebagai salah satu fokus utama pada pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Jika tidak segera kita atasi kondisi ini akan mengancam stabilitas ekonomi, produktivitas nasional serta memperkecil peluang Indonesia untuk lepas dari ancaman middle income trap," tegasnya.

"Tantangan ini tentu menjadi salah satu fokus utama di dalam pemerintahan Bapak Presiden Prabowo Subianto yaitu dengan gagasan bersama Indonesia Maju," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya