Urban Farming, Solusi Bercocok Tanam di Lahan Sempit Ibu Kota

Masyarakat perkotaan yang ingin bisa bercocok tanam bisa dengan konsep urban framing serta teknik microgreen.

oleh Maria Flora diperbarui 01 Mar 2019, 14:52 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 14:52 WIB

Fokus, Jakarta - Untuk Anda yang ingin berkebun tetapi tidak memiliki lahan, mungkin bisa mencoba konsep urban farming. Kegiatan bercocok tanam tersebut dapat dilakukan dengan lahan yang sempit.         

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Jumat (1/3/2019), salah satu orang yang mengaplikasikan konsep urban framing ialah Fajar Wiryono. Dia bercocok berbagai macam tanaman di atas gedung di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. 

"Idenya pertama karena kita punya keinginan gitu, kok orang kota enggak bisa bertani? Padahal setelah belajar dari teman-teman, bertani tidak terlalu susah. Jadi, kita coba daripada ke luar kota untuk memulai bertani," ujar Fajar.  

Di kebun miliknya, Fajar menggunakan berbagai teknik budidaya. Contohnya seperti teknik budidaya vertikultur, bedengan, dan juga teknik  budidaya aquaponik. Selain itu, di kebun miliknya juga terdapat teknik yang disebut microgreen.  

"Microgreen itu sebenarnya bertanam sayur biasa cuma di lahan yang paling sempit. Jadi lahan kita berupa baki, berupa container. Tanamannya bisa seperti sawi putih. Sawi putih ini bisa ditanam di tempat yang sempit dan panen dalam dua minggu." kata Fajar.        

Berbagai macam jenis bibit sayuran bisa dikembangkan menjadi tanaman microgreen. Hasil panen microgreen dapat dikonsumsi dan juga memiliki nutrisi yang lebih lengkap dibandingkan hasil panen sayuran pada umumnya. Dibanding dengan teknik budidaya lainnya, teknik budidaya microgreen teknik paling sederhana untuk orang yang tinggal diperkotaan. (Karlina Sintia Dewi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya