Liputan6.com, Jakarta - Maret menjadi bulan seni dan dan budaya (Art Month) di Hong Kong. Seiring berakhirnya musim dingin, Hongkong lebih sejuk saat Maret, suhu berkisar 22 hingga 24 celsius. Kondisi ini dinilai waktu yang tepat untuk menggelar ajang pementasan beragam seni dan budaya. Sajian seni lokal hingga internasional bisa ditemui di beberapa titik di kawasan Hong Kong.
Liputan6.com berkesempatan mengikuti langsung Hong Kong Art Month 2019. Bersama rombongan Media Fam Trip yang diprakarsai Hong Kong Tourism Board (HKTB), kami menyusuri sejumlah spot seni dan budaya di Hong Kong pada 26 hingga 29 Maret 2019 kemarin.
Eksplorasi seni dan budaya Hong Kong di awali dari The Mills. Tiba di Bandara Hongkong International Airport, Selasa 26 Maret 2019 sekitar pukul 02.30 waktu Hong Kong, kita langsung menuju ke Mills. Hanya butuh waktu sekitar 20-30 menit untuk sampai di kawasan ini dari bandara. Tepatnya di 45 Park Tin Par Street, Tsuen Wan Hong Kong.Â
Advertisement
Berkunjung ke Mills, kita bisa menikmati sejarah pertektilan Hong Kong masa lalu. Karya seni berupa lukisan-lukisan merangkum kisah-kisah tersebut dalam kanvas yang dilukis oleh seniman-seniman Hong Kong.
Di hari tertentu, para pengunjung juga bisa praktik langsung pembuatan tekstil dengan menggunakan peralatan yang digunakan para buruh di masa lalu.
Kesan bangunan lama masih tampak di sana- sini. Nan Fung Textiles, selaku pengelola The Mills merogoh dana 700 juta HKD untuk merenovasi 3 tower bangunan yang ada di sini hingga akhirnya beroperasi pada 2018 lalu.
Dari Mills wisata seni dilanjutkan ke spot lainnya. Yakni Sai Yin Pun Art Lane. Spot itu bisa menjadi sarana mengais inspirasi bagi pecinta seni jalanan.
Beragam mural dengan tema art and live terpajang dengan corak warna yang ringan dan eye cathing. Kawasan ini sangat mudah dijangkau karena terkoneksi langsung dengan sarana transportasi MRT (stasiun Sai Yin Pun) dan bus.
Art Lane digagas oleh Hendersen Land dengan melibatkan 9 seniman Hong Kong. Mereka terinspirasi dengan mural-mural epik yang ada di New York, London dan Seoul. Mereka lantas mengaplikasikan di Hong Kong dengan mengambil lokasi tempat tinggal warga di kawasan tersebut.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ribuan Karya Seni di Art Basel
Puas dengan mural, kita meluncur ke eksebisi tahunan skala internasional, yakni Art Basel yang digelar di Hong Kong Convention and Exhibition Centre pada 27 hingga 31 Maret. Tak lengkap ke Hong Kong saat Art Month tanpa mengunjungi Art Basel. Tahun ini merupakan tahun ketujuh Art Basel digelar di Hong Kong.
Melihat Art Basel, kita akan disodori beragam seni karya seniman kenamaan dunia yang dipajang di galeri-galeri yang ambil bagian ajang ini. Tahun ini setidaknya 242 galeri dari 36 negara ikut ajang ini. Tak hanya yang sudah malang melintang di dunia seni internasional, sejumlah seniman "baru" untuk unjuk karya di even ini. Setidaknya ada 21 galeri baru yang ambil bagian di tahun ini.
Art Basel juga diikuti sejumlah seniman Indonesia. Di antaranya, Agus Suwage, Eddie Hara, Jumaldi Alfi, Bagus Pandega, Uji ‘Hahan’ Handoko dan Kei Imazu.
Butuh waktu yang tidak sedikit untuk bisa mengekplorasi ribuan karya seni yang dipamerkan di ajang ini. Rombongan Media Fam Trip menghabis waktu hampir seharian di Rabu 28 Maret 2019.
Rabu sore menjelang malam, usai dari Art Basel, Xiqu Center menjadi destisasi berikutnya. Xiqu Center berada di 88 Austin Road West Kowloon. Di sini, pengunjung bisa menikmati ragam opera lokal kanton dengan bintang-bintang kenamaan Hong Kong. Mengusung tema cerita-cerita tradisional, pementasan opea di Xiqu dikemas dengan dukungan teknologi modern.
Sayangnya, tidak ada pementasan saat kita berkunjung. Meski begitu rombongan Media Fam Trip cukup terhibur dengan beragam desain futuristis bangunan-bangunan yang ada di Xiqu Centre.
Di hari ketiga atau Kamis 28 Maret, rombongan Media Fam meluncur ke legendaris Kota tua di Hollywood Road, Hong Kong Island. Satu tempat yang dikenal di kawasan ini adalah Possesion Point atau tempat yang dikenal sebagai titik pertama mendaratnya pasukan Inggris di Hong Kong pada Januari 1841.
Kisah pendaratan pertama kali Inggris di Hong Kong dicantum dalam sebuah papan merah berukuran 1x2 meter di Hollywood Road.
Dari Possesion Point perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Upper Lascar Row dan Tan Mo Temple yang masih dalam kawasan Jalan Hollywood. Upper Lascar Row menjadi kawasan "Glodok" kecil dengan beragam benda seni antik disajikan di sini.
"Bisa dibilang Upper Lascar Row itu Glodoknya Hong Kong. Cuma skala kecilnya," jelas Carolos Chui, guide lokal yang menemani kami.
Masih di kawasan yang sama, eksplorasi seni budaya di Kota Tua dilanjutkan ke Kaws: Along The Way dan Taik Kwun Heritage. Dua destinasi ini lekat dengan kepolisian Hong Kong. Kaws: Along The Way dulunya dikenal sebagai asrama polisi Hong Kong yang sudah menikah, sedangkan Tai Kwun Heritage adalah bekas markas kepolisian Hong Kong.
Kedua bangunan di dua tempat ini telah berumur ratusan tahun sebelum kemudian di renovasi dan dijadikan pusat seni dan budaya oleh pihak setempat setahun lalu (2018).
Puas menyusuri jalanan Hollywood, tour dilanjutkan ke Central Hong Kong. Agendanya? menyaksikan pameran serupa Art Basel namun skalanya lebih kecil, yakni Art Central. Ajang ini digelar di sebuah tenda khusus yang dipasang di tengah pusat kota.
Advertisement
Berakhir di Harbour Art
Penyusuran seni dan budaya Hong Kong saat Art Month dipungkasi dengan mendatangi Harbour Art Fair di hari terakhir, Jumat 29 Maret 2019. Harbour Art terbagi di tiga tempat indoor dan outdoor serta ruang kamar hotel. Ajang ini digelar rutin setiap tahun dari 29 Maret hingga 1 April 2019. Â
Harbour Art terasa unik karena menjadikan kamar-kamar di Hotel Marcopolo Kowloon, sebagai tempat para seniman memamerkan beragam karya seninya. Manajemen Hotel Marcopolo menyediakan 50 kamar di lantai 12 untuk ajang ini.
Eksplorasi seni dan budaya Art Month Hong Kong yang digagas Hong Kong Tourism Board (HKTB) pun berakhir. Rombongan mengaku puas dan exciting dengan beragam pengalaman baru selama mengikuti kegiatan ini.Â
Nicoline Patricia, influencer lifetyle yang ikut dalam rombongan menyatakan, hampir semua destinasi yang dikunjunginya selama empat hari menarik. Hanya saja, dua tempat yakni Taik Kwun Heritage dan Art Basel Hong Kong menjadi favoritnya.
"Aku baru pertama datang dua tempat ini. Tai Kwun menarik banget karena di situ banyak sejarahnya. Penjara-penjara yang ada di lokasi itu sangat cukup bisa membawa kita ke Hong Kong masa lalu,"ujarnya.
Sedangkan untuk Art Basel, meski tidak memahami karya seni mendetail, Nicoline cukup exciting dengan beragam instalasi seni yang ada di ajang tersebut.
"Meski terasa sangat Hong Kong, banyak pengalaman menarik. Lukisan dan instalasi seni yang disajikan di Art Basel keren-keren," tambahnya.
Tanggapan serupa disampaikan Olivia Lazuardy. Influencer yang ikut dalam rombongan Media Fam Trip ini mengaku Art Basel menjadi pengalaman baru baginya.
"Ini kali pertama datang ke Art Basel. Karya-karya seninya sangat bagus. Apalagi ada seniman Indonesia yang ikut," ujarnya.
Masing-masing anggota rombongan memang punya destinasi favorit masing-masing. Bebas dan suka-suka. Di luar destinasi yang ada di atas, masih banyak spot-spot lain yang menyajikan beragam seni di Hong Kong Art Month.Â
Â