Diresmikan Kementan, Generasi Muda Wajib Datang ke Museum Pertanian di Bogor

"Kalau digarap dengan baik dengan teknologi modern, dan bisa panen tiga kali setahun, lahan rawa ini bisa menghidupi populasi Indonesia sampai satu milyar penduduk pada 100 hingga 200 tahun."

oleh stella maris diperbarui 23 Apr 2019, 09:57 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 09:57 WIB
Kementan
Museum Pertanian di Bogor.

Liputan6.com, Jakarta Museum di Tanah Air bertambah lagi jumlahnya. Kali ini, masyarakat Indonesia bisa menambah wawasan tentang dunia pertanian lewat Museum Pertanian di Bogor. Museum ini resmi dibuka oleh Kementerian Pertanian, Senin (22/04).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap museum tersebut dapat mengispirasi anak muda Indonesia untuk membangun pertanian.

"Kami ingin pemuda-pemuda siapapun yang datang ke museum ini tidak saja belajar pertanian Indonesia di masa lalu, tetapi juga masa sekarang, dan optimis menatap ke depan. Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045. Langkahnya sudah jelas, karena sumberdayanya sudah ada, teknologinya juga sudah ada," kata Amran. 

Penerapan teknologi seperti mekanisasi olah lahan hingga hilirisasi diharapkan dapat menekan biaya produksi petani, menambah indeks pertanaman, dan meningkatkan produktivitas. Muaranya menurut Amran adalah kesejahteraan petani.

Menurutnya, salah satu upaya menarik pemuda Indonesia untuk bertani adalah dengan mentansformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. "Penggunaan teknologi pertanian modern itu mutlak, tak bisa dielakkan," jelas Amran.

 

Kementan
Peresmian Museum Pertanian di Bogor.

Amran juga mengingatkan bahwa Indonesia punya sumber daya yang luar biasa melimpah untuk bisa mewujudkan lumbung pangan dunia 2045. Salah satu optimisme itu terlihat pada keberhasilan Kementan dalam menerapkan teknologi modern pertanian untuk lahan rawa seperti water management, mekanisasi, hingga teknologi hilirisasi.

Data Kementan menyebutkan terdapat 10 juta hektare lahan rawa yang potensial untuk menjadi lahan pertanian masa depan. "Kalau digarap dengan baik dengan teknologi modern, dan bisa panen tiga kali setahun, lahan rawa ini bisa menghidupi populasi Indonesia sampai satu milyar penduduk pada 100 hingga 200 tahun," terang Amran.

Amran juga mencontoh lain bagaimana optimisme itu dibangun adalah dengan kemampuan Indonesia dalam menerapkan bioenergi B100 yang berhasil dikembangkan oleh peneliti Kementan. Dengan demikian Indonesia diharapkan tidak kesulitan sumberdaya energi baru dan terbarukan dengan menggunakan crude palm oil (CPO).

"Tahun ini pertama dalam sejarah dunia, Indonesia berhasilan menerapjab B100. Negara tetangga baru B7 menuju B10, Indonesia sudah melakukan lompatan dengan melakukan ujicoba pada mobil 6000 km dengan 100 persen minyak sawit," papar Amran.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya