Massa Aksi Buruh Kecewa Disambut Kawat Berduri Istana Negara

Para buruh berharap bisa diterima di Istana Negara dan disambut untuk menyampaikan aspirasi di Hari Buruh.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 01 Mei 2019, 12:16 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 12:16 WIB
Hari Buruh-Mayday 2017-Reog-Jakarta- Helmi Afandi-20170501
Massa buruh berjalan menuju Istana Negara saat aksi Hari Buruh di Jakarta, Senin (1/5). Dalam aksinya para buruh meminta sistem kerja kontrak dan upah rendah dihapus. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Massa aksi buruh tidak dapat mendekati Istana Negara lantaran blokade kawat berduri yang cukup jauh di sejumlah titik jalan. Kekecewaan pun disampaikan lewat mobil komando.

Pantauan Liputan6.com, Rabu (1/5/2019), massa mendekati kawat berduri di kawasan Patung Kuda depan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, mengarah ke Istana.

"Yang harusnya kita ke Istana tapi sudah diblokade di sini kawan-kawan. Sangat luar biasa," tutur orator wanita dari atas mobil komando.

Bersama dengan massa pembawa bendera Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (Ferpasi) dan Kesatuan Pekerja Serikan Nasional (KSPN), mereka mengeluhkan mengapa harus sejauh itu kawat berduri dipasang.

"Kami buruh penyumbang pajak terbesar negeri ini," jelas dia.

Pihak kepolisian yang berada di lokasi pun berhadap-hadapan dengan para ibu yang di antaranya mengenakan topi caping dan pakaian adat. Mereka berharap bisa diterima di Istana Negara dan disambut untuk menyampaikan aspirasi saat Hari Buruh ini.

"Hidup emak-emak," teriak si orator. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Simbol Rendahnya Gaji Buruh

Hari Buruh 2019
Ratusan massa KSPN ini tetap nekad untuk mendekati kawat berduri meskipun mereka dijaga oleh Polisi Wanita (Polwan).

Sementara itu, Retno, salah satu perwakilan buruh dari FSPASI saat ditemui di sekitar Patung Kuda nampak membawa tampah dan mengenakan kalung ronce cabai serta sayur-sayuran.

Dia mengatakan hal tersebut sebagai simbol rendahnya gaji buruh, sehingga mereka sulit membeli sayur-sayuran untuk kebutuhan pangan sehari-hari.

"Ini adalah bentuk protes kami, pemerintah harus memperhatikan bahwa banyak buruh yang belum dapat upah layak," kata Retno seperti dikutip dari Antara.

Dalam aksi "Hari Buruh Internasional", sejumlah aliansi buruh seperti FPASI dan BAPOL turun ke jalan dan menyuarakan sejumlah tuntutan. 

 

* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya