Wiranto: Klarifikasi soal Referendum Aceh Patut Disyukuri

Menurut Wiranto, Aceh itu masih dalam kesatuan NKRI. Aceh juga sangat menghormati pemerintah yang ada.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Jun 2019, 03:03 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 03:03 WIB
Wiranto Beri Arahan di Rakornas Bidang Kewaspadaan Nasional
Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Wiranto, memberikan arahan dalam Rakornas Bidang Kewaspadaan Nasional di Jakarta, Rabu (27/3). Rakornas tersebut berlangsung dalam rangka pemantapan penyelenggaraan Pemilu 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Isu referendum Aceh sempat ramai dibincangkan usai disinggung mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf. Ucapan referendum kemudian diklarifikasi Muzakir Manaf.

Menko Polhukam Wiranto mengatakan, dengan adanya klarifikasi maka tidak usah ada yang berpikir lagi mengenai referendum.

"Kita enggak usah macam-macam ya. Kita syukurin sajalah. Kalau seseorang sudah sadar, sudah menjadi baik, pernyataannya kemudian mencabut pernyataan yang negatif, ya kita syukuri saja," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Kamis (13/6/2019).

Menurut dia, Aceh itu masih dalam kesatuan NKRI. Aceh juga sangat menghormati pemerintah yang ada.

"Saya kira sesuatu pernyataan yang baik, yang kita sambut dengan rasa syukur, dan mudah mudahan itu permanen dan akan tetap berlaku kapan saja," jelas Wiranto.

Dia kembali mengingatkan, referendum dalam hukum Indonesia sudah tak ada. "Waktu itu saya katalan bahwa referendum itu dalam khasanah hukum Indonesia sudah tidak ada, TAP MPR-nya sudah dicabut, UU sudah dicabut, sehingga tidak relevan dengan tuntutan politik saat ini," pungkas Wiranto.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Klarifikasi Mantan Komandan

Muzakir Manaf - Teuku Ahmad Khalid mendaftar jadi cagub dan cawagub Aceh.
Muzakir Manaf - Teuku Ahmad Khalid mendaftar jadi cagub dan cawagub Aceh. (Liputan6.com/Windy Phagta)

Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf memberikan klarifikasinya mengenai wacana referendum Aceh yang dia sampaikan dalam acara haul wafatnya Hasan Tiro serta buka puasa bersama di salah satu Gedung Amel Banda Aceh, Senin malam, (27/5/2019).

Menurut Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) juga Ketua DPA Partai Aceh (PA) itu, wacana referendum Aceh itu disampaikannya secara spontan dan tidak mewakili keseluruhan rakyat Aceh.

"Saya melakukan hal tersebut secara spontan. Kebetulan event peringatan haul meninggalnya Tengku Hasan Muhammad di Tiro," ujar Muzakir dalam video yang beredar melalui Twitter, Rabu (12/6/2019).

Muzakir menegaskan bahwa kondisi saat ini, Aceh dalam suasana damai dan tidak ada keinginan rakyat Aceh untuk melakukan referendum.

"Kedua, bahwa saya menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro-NKRI," dia menegaskan.

Dalam video berdurasi 1 menit 16 detik itu, Muzakir menyampaikan selamat Idul Fitri serta sejumlah harapannya terhadap Aceh.

"Saya berharap Aceh ke depan harus lebih maju membangun proksi Aceh dalam bingkai NKRI. Yang keempat, hal-hal lain yang menurut saya belum sesuai pasca MoU Helsinki akan saya buat suatu sendiri guna menuntaskan semua butir-butir MoU Helsinki ke depan," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya