Sutopo Purwo Nugroho yang Buat Bangga Warga Boyolali

Sebagai warga Boyolali, Sutopo merasa bangga tampangnya terpampang di halaman depan surat kabar internasional tersebut.

oleh Andrie Harianto diperbarui 07 Jul 2019, 06:15 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2019, 06:15 WIB
Gunung Agung
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memberi keterangan terkait erupsi Gunung Agung, Jakarta, Senin (27/11). Tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik ke magmatik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjadi salah satu penerima penghargaan The First Responders, dalam ajang tahunan The Straits Times Asians of the Year. Sutopo pun berbagi kebahagiaan dengan para pengikutnya di akun Twitter @Sutopo_PN

"Wah ada foto saya di cover halaman depan The Straits Times edisi 29/11/2018!! Sebagai salah satu Asians of the Year 2018," tulis Sutopo, Senin 2 November 2018.

Sebagai warga Boyolali, Sutopo merasa bangga tampangnya terpampang di halaman depan surat kabar internasional tersebut.

"Warga mBoyolali pasti bangga! Wahai para pemilik rambut tipis atau kepala botak. Tetaplah percaya diri. Justru akan membuatmu makin bersinar," ungkap Sutopo.

Pengumuman penghargaan untuk Sutopo itu disampaikan pada Rabu, 28 November, di tengah pelaksanaan Global Outlook Forum 2019, yang diadakan surat kabar The Straits Times di Singapura.

"Ketika malapetaka menyerang, naluri alami manusia adalah melarikan diri. Namun, ada jenis manusia yang, daripada meninggalkan tempat kejadian, berputar untuk menghadapi bahaya dan bertarung mempertaruhkan nyawa, mereka melindungi keselamatan orang lain. Keempatnya adalah contoh terbaik tentang kemanusiaan," tulis berkas sambutan penghargaan terkait, sebagaimana dikutip dari The Straits Times.

Dalam memutuskan Sutopo dan tokoh-tokoh lainnya yang masuk ke dalam daftar The First Responders, yang merupakan kedua kalinya dilakukan sejak pertama kali dihelat pada 2012, para editor The Straits Times mengingat fakta bahwa di seluruh Asia, skala bencana dan dampak kerusakan yang diakibatkannya telah meningkat selama satu dekade terakhir.

Tahun ini, kata mereka, Jepang mengalami beberapa kali banjir terburuk dalam ingatan sejarah, begitu juga hal serupa terjadi di negara bagian Kerala di India Selatan.

Mereka juga menyinggung tentang beberapa kali gempa parah yang terjadi di Indonesia, seraya menambahkan bahwa total empat negara di Asia Tenggara masuk ke dalam daftar 10 wilayah paling rawan bencana akibat perubahan iklim.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berobat ke China

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan alur terjadinya banjir yang menerjang Sentani di Jayapura, di kantornya, Jakarta, Minggu (17/3). BNPB mencatat korban meninggal sudah mencapai 58 orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sutopo Purwo Nugroho menjalani pengobatan kanker di Guangzhou, China. Dia terbang ke Negeri Tirai Bambu itu sejak 15 Juni 2019. Perjalanan tersebut dia unggah dalam akun Instagramnya berbentuk video singkat. 

"Saat ini saya masih di Bandara Internasional Soekarno Hatta dalam rangka menuju ke Guangzhou China untuk berobat dari penyakit kanker yang makin menggerogoti dan makin menyakitkan. Saya mohon doa restu kepada seluruh rekan-rekan agar bisa sembuh dari sakit kanker ini, bisa terus berkumpul dengan keluarga, dan berkumpul dengan teman-teman," ucapnya.

Dalam video tersebut, Sutopo mengatakan bahwa keputusan berangkat ke Guangzhou adalah sebagai bentuk ikhtiar untuk mengobati kanker paru stadium IV yang dideritanya.

"Saya lakukan ikhtiar dan berobat ke luar negeri karena kondisi di rumah sakit disampaikan hasil dari scan sudah menyebar rasanya makin menyakitkan." kata Sutopo.

Sutopo divonis menderita kanker paru-paru stadium 4. Di tengah kesakitannya, Sutopo masih menjalankan tugasnya dalam menyebarkan informasi terkait bencana.

"Bikin rilis tadi sambil nunggu dokter," ujar Sutopo di RSPAD Gatot Soebroto, Senin 21 Mei 2018..

Ayah dari dua orang anak ini menyerahkan kesembuhannya di tangan Yang Mahakuasa.

"Ya Allah berikanlah kesembuhan atas sakitku. Cabutlah semua penyakit yang ada di dalam tubuhku. Hanya Engkaulah yang bisa menyembuhkannya. Maafkan semua dosa-dosaku dan bukakan pintu tobat untukku. Aamiin," tulis Sutopo di akun Twitternya 19 Mei 2018.

Meski dirundung sakit, ia tetap bersemangat dan menunjukan dedikasinya terhadap pekerjaan yang ia emban.

Bahkan setelah selesai menerima kemoterapi di rumah sakit, ia langsung kembali menyebarkan informasi tentang Gempa Palu dan Donggala. 

Sutopo wafat di rumah sakit Guangzhou, China, pukul 02.00 waktu setempat, dalam usia 49 tahun. Kabar meninggalnya Sutopo diungkap Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB via Twitter. 

"Telah meninggal dunia Bapak @Sutopo_PN , Minggu, 07 July 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau," ujar Direktorat PRB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya