Liputan6.com, Jakarta Anjas adalah pemuda difabel yang berhasil menciptakan salah satu karya membuat aplikasi Difodeaf. Aplikasi ini menurutnya dapat mengubah bahasa (Indonesia, Inggris) menjadi gambar bahasa isyarat yang lebih disegmentasikan ke anak-anak.
"Alhamdulillah saya mendapat undangan ke salah satu universitas terkenal di Amerika sekaligus ke White House untuk mempresentasikan aplikasi ini bulan September mendatang," ujar pemuda 22 tahun dari Kediaman Rumah Dinas Menpora Imam Nahrawi di Jalan Widya Chandra III Nomor 14, Jakarta, Senin (29/7).
Pemuda asal dari Desa Besito, Gebong, Kudus, Jawa Tengah ini juga menyampaikan aplikasi lainnya yang ia buat yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat mengunjungi tempat-tempat pariwisata yang menurutnya belum ramah disabilitas yang disebutnya Locable (Location for Difable).
Advertisement
"Ketika saya sampai tempat pariwisata itu saya bingung karena tidak ada lift, eskalator dan bidang miring yang saya temukan jadi nganggur nggga ngapa-ngapain karena ternyata tempatnya ngga ramah disabilitas, dari itu saya membuat aplikasi agar dapat melihat tempat umum mana saja yang sudah ramah disabilitas," ulas Mahasiswa Teknik Informatika 2016, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur ini.
Putra pasangan Sukamto dan Sri Susilowati ini berharap pemerintah ke depan dapat lebih memperhatikan kaum disabilitas baik untuk infrastrukturnya, pendidikan hingga kesempatan untuk bekerja agar dapat disamaratakan.
"Kaum disabilitas itu kebanyakan wirausaha bukan apa-apa karena memang terpaksa karena tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai meski di beberapa kementerian saat ini menyediakan jalur khusus menjadi PNS untuk kaum minoritas ini tapi angkanya masih terlalu sedikit," katanya.
Menurut Menpora, sosok Anjas memberikan inspirasi positif untuk mengembangkan beberapa program unggulan di Kemenpora.
"Inpirasi Anjas ini dapat mendorong percepatan di beberapa program kementerian/lembaga khususnya untuk memaksimalkan implementasi UU Disabilitas melalui Kemenpora karena kita sudah buktikan PNS untuk Disabilitas," ujar Menpora.
"Apa yang menjadi ide dan gagasan Anjas ini perlu kita dukung agar anak-anak kita dan saudara-saudara kita dengan segala keterbatasannya bisa kita support menembus batas, selamat jalan semoga sukses," kata Menpora.
Turut mendampingi dalam audiensi tersebut antara lain Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Niam, Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Wisler Manalu, Asdep Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan Abdul Rafur, Sesdep Amar Ahmad dan Staf Khusus Komunikasi dan Kemitraan Zainul Munasichin.
(*)