Mana yang Harus Didahulukan antara Puasa Syawal atau Mengganti Puasa Ramadan? Begini Aturannya dalam Islam

Bingung menentukan prioritas antara puasa Syawal dan qadha puasa Ramadan? Artikel ini menjelaskan aturannya berdasarkan dalil agama dan pendapat ulama.

oleh Nurul Diva Diperbarui 31 Mar 2025, 10:59 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2025, 10:59 WIB
Niat Puasa Sunnah Syawal
Niat Puasa Sunnah Syawal / Sumber: iStockphoto... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ramadan telah berlalu, dan bagi Anda yang memiliki kewajiban mengganti puasa Ramadan (qadha), mungkin timbul pertanyaan: haruskah mendahulukan qadha puasa Ramadan atau puasa Syawal? Pertanyaan ini cukup sering muncul di kalangan umat Muslim. 

Secara umum, puasa Ramadan merupakan ibadah wajib yang harus diutamakan. Sedangkan puasa Syawal, meskipun dianjurkan dan memiliki keutamaan besar, tetap termasuk ibadah sunnah. Oleh karena itu, kewajiban (qadha puasa Ramadan) harus didahulukan daripada anjuran (puasa Syawal). Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dalam Islam, yaitu mendahulukan kewajiban sebelum melaksanakan sunnah. 

Meskipun demikian, terdapat beberapa pengecualian dan pertimbangan, misalnya, jika seseorang memiliki uzur syar'i seperti sakit atau perjalanan jauh yang menyebabkannya tidak mampu berpuasa di bulan Ramadan, maka ia diperbolehkan untuk melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu. Namun, tetap disarankan untuk segera mengganti puasa Ramadan yang tertinggal setelah uzur tersebut hilang. Lantas mana yang lebih utama sebenarnya? langsung simak informasinya, dirangkum Liputan6.

Promosi 1

Prioritas Qadha Puasa Ramadan

Mengutip bali.kemenag.go.id, pendapat yang lebih kuat di kalangan ulama adalah mendahulukan qadha puasa Ramadan. Meskipun puasa Syawal memiliki keutamaan yang besar, bahkan diibaratkan sebagai penghapus dosa setahun penuh, kewajiban tetap harus diutamakan. Puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja di bulan Syawal setelah kewajiban qadha terpenuhi. Tidak ada batasan waktu khusus untuk puasa Syawal, selama masih dalam bulan Syawal.

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 184 yang menjelaskan tentang kewajiban mengganti puasa yang ditinggalkan karena uzur. Beberapa mazhab bahkan menambahkan aturan fidyah bagi mereka yang menunda-nunda qadha tanpa alasan yang sah. Oleh karena itu, memahami dan melaksanakan qadha puasa Ramadan merupakan hal yang penting dan utama.

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤ 

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”

Banyak umat Islam masih bingung mengenai batas akhir qadha puasa dan konsekuensinya jika terlambat. Sebagian ulama berpendapat bahwa qadha puasa sebaiknya dilakukan sebelum Ramadan berikutnya. Namun, ada juga yang memberikan kelonggaran hingga akhir Syaban. Yang penting, segera qadha puasa setelah uzur hilang dan jangan menunda-nunda tanpa alasan yang jelas.

Kedudukan Qadha Puasa Ramadan sebagai Kewajiban

Tata Cara Puasa Syawal
Niat Puasa Syawal / Sumber: iStockphoto... Selengkapnya

Puasa Ramadan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Jika seseorang meninggalkan puasa karena alasan yang diperbolehkan, seperti sakit atau bepergian, maka ia wajib menggantinya di luar bulan Ramadan sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.

Dalam Islam, hukum kewajiban lebih diutamakan dibandingkan dengan amalan sunnah. Oleh karena itu, ulama berpendapat bahwa seseorang sebaiknya mengganti puasanya terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah Syawal. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam hukum Islam bahwa kewajiban lebih utama untuk dipenuhi sebelum menjalankan ibadah yang bersifat tambahan atau sunnah.

Prioritas antara Puasa Syawal dan Qadha Ramadan

Menurut Prof. Quraish Shihab yang dimuat di NU Online, qadha puasa Ramadan sebaiknya didahulukan sebelum menjalankan puasa Syawal. Hal ini karena puasa qadha adalah kewajiban yang harus ditunaikan, sementara puasa Syawal bersifat anjuran. 

Menurut ahli tafsir Indonesia itu, puasa sunnah Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih di bulan tersebut. Artinya, puasa ini tidak harus dilakukan secara berturut-turut mulai awal atau tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idul Fitri. Itu sebabnya, di awal bulan Syawal bisa ditekankan untuk menuntaskan dengan mengganti puasa Ramadhan yang batal.

“Sebaiknya mendahulukan qadla (membayar utang) karena hukumnya wajib, setelah itu baru yang sunnah,” tulisnya pada buku Panduan Puasa bersama Quraish Shihab.

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal yang Fleksibel

Sebagian orang beranggapan bahwa puasa Syawal harus dilakukan berturut-turut setelah Idul Fitri. Namun, menurut Prof. Quraish Shihab, puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih dalam bulan Syawal, sehingga memberikan kelonggaran bagi mereka yang masih memiliki utang puasa Ramadan.

Bagi mereka yang ingin mendahulukan qadha puasa Ramadan, masih ada kesempatan untuk melaksanakan puasa Syawal di hari-hari terakhir bulan Syawal. Hal ini memungkinkan seseorang untuk tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal tanpa meninggalkan kewajiban qadha. Fleksibilitas ini memberikan solusi bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kesulitan dalam menjalankan puasa secara berurutan setelah Idul Fitri.

Jadi Mana yang Harus Didahulukan?

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mendahulukan qadha puasa Ramadan lebih utama dibandingkan langsung melaksanakan puasa Syawal. Hal ini karena qadha adalah kewajiban yang harus diselesaikan, sementara puasa Syawal hanya sunnah. Jika seseorang masih memiliki utang puasa Ramadan, sebaiknya ia menunaikan qadha terlebih dahulu, kemudian jika masih ada waktu di bulan Syawal, ia bisa melaksanakan puasa sunnah tersebut.

Namun, bagi mereka yang ingin tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal tetapi memiliki keterbatasan waktu, ada pendapat yang membolehkan menggabungkan niat qadha dan puasa Syawal. Meskipun demikian, pendapat yang lebih kuat tetap menyarankan untuk memisahkan keduanya agar lebih sesuai dengan ketentuan syariat.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)

1. Apakah puasa Syawal harus dilakukan berturut-turut?

Tidak. Puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja selama bulan Syawal, baik berturut-turut maupun terpisah.

2. Apakah boleh menggabungkan niat puasa qadha Ramadan dan puasa Syawal?

Terdapat perbedaan pendapat. Namun, lebih baik memisahkan keduanya untuk memastikan pahala masing-masing ibadah.

3. Apakah boleh puasa Syawal sebelum mengganti puasa Ramadan?

Sebaiknya tidak, karena qadha puasa Ramadan adalah kewajiban yang harus dipenuhi sebelum menjalankan puasa sunnah.

4. Bagaimana jika seseorang tidak sempat menjalankan puasa Syawal karena masih mengqadha Ramadan?

Tidak masalah, karena puasa Syawal bersifat sunnah, sedangkan qadha Ramadan adalah kewajiban yang lebih utama untuk diselesaikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya