Liputan6.com, Jakarta - Majelis Rakyat Papua (MRP) mengeluarkan maklumat Nomor 06/MRP/2019 yang isinya meminta seluruh mahasiswa Papua di semua kota Indonesia melanjutkan studinya.
Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib mengatakan, dengan ini MRP mencabut maklumat tanggal 21 Agustus 2019 nomor 05/MRP/2019 sekaligus diserukan agar mahasiswa Papua yang belum ke provinsi Papua untuk tetap melanjut studi di masing-masing kota studi.
''Sedangkan mahasiswa Papua yang sudah terlanjur kembali ke Papua agar segera kembali ke kota studi sebagai duta kultural orang asli Papua yang dapat hidup harmonis dengan seluruh elemen bangsa ini,'' ujar Timotius dalam keterangan persnya di Jayapura, Senin (9/9/2019).
Advertisement
Imbauan yang sama juga dikeluarkan Bupati Puncak Willem Wandik menyusul telah kondusifnya situasi di Papua dan Papua Barat.
Pertama, Willem mengimbau kepada seluruh mahasiswa asal Kabupaten Puncak untuk tidak terprovokasi dengan tetap melanjutkan perkuliahan di tempat semula sebagaimana biasanya.
''Kedua, tidak ada sistem pendidikan yang menjamin mahasiswa yang pulang ke Papua dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di Perguruan Tinggi di Papua,'' kata Willem.
Kemudian, yang ketiga, Pemerintah Kabupaten Puncak Papua tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa yang pulang ke Papua maupun kembali ke tempat semula sehubungan dengan permasalahan dimaksud.
''Terakhir, pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua di tempat masing-masing dan apabila ada hal-hal yang mengintimidasi salam proses perkuliahan agar melaporkan kepada pihak berwajib setempat,'' pungkas Willem.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Akibat Informasi yang Tidak Benar
Menko Polhukam, Wiranto mengatakan, sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus 'pulang kampung' ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi.
"Ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar," kata Menko Polhukam, Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Keluarga mahasiswa yang berada di Papua mendapatkan informasi kalau tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi itu akan ada tekanan dan ancaman serta keselamatan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.
Advertisement