Liputan6.com, Jakarta - Salah satu bioskop jaringan XXI di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat akan berhenti beroperasi pada Senin 19 Agustus 2019.
“Bukan permanen tidak aktif, itu kontraknya sudah selesai,” kata Kepala Unit Pengelola TIM Imam Hadi Purnomo saat dikonfirmasi Antara, Minggu (18/8/2019).
Baca Juga
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Perayaan 56 Tahun Taman Ismail Marzuki Bakal Tampilkan Fashion Show sampai Pidato Budaya Garin Nugroho
Taman Ismail Marzuki Festival 2024 Siap Digelar, Jadi Refleksi Karya dan Budaya Seni Indonesia
Pidato Kebudayaan TIM, Garin Nugroho Bakal Usung Tema 'Etika, Seni, dan Demokrasi'
Menurut Imam, gedung bioskop tersebut akan diratakan untuk selanjutnya dibangun Gedung Teater Graha Bakti Budaya. Gedung teater itu sebelumnya sudah ada namun rencananya akan diperluas menjadi 2.000 tempat duduk.
Advertisement
Imam menambahkan masih ada kemungkinan nantinya untuk melakukan perpanjangan kontrak antara pengelola TIM dan Bioskop XXI. Jika itu terjadi, kemungkinan bioskop akan dipindahkan ke depan.
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk bersabar karena TIM sedang dalam proses revitalisasi, dan diharapkan dapat selesai pada 2021 mendatang.
Berita penutupan bioskop di TIM juga menuai tanggapan dari pengunjung yang biasa nonton di tempat tersebut.
Salah satunya Putri yang mengaku tidak tahu-menahu tentang penutupan bioskop. Namun ia menyayangkan jika XXI TIM benar-benar akan ditutup.
“Sayang banget padahal suasananya udah asyik dan tempatnya juga strategis. Enggak ada anak-anak alay dan nonton enggak berisik,” kata Putri.
Kekecewaan juga dirasakan oleh Rizki, pengunjung setia sekaligus mantan mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ia mengatakan, bioskop tersebut berperan penting untuk perfilman terutama bagi mahasiswa IKJ yang ingin pergi ke bioskop.
“Suasananya juga enak, dalam arti kita enggak perlu masuk mal,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, jika alasan penutupan adalah karena ingin memperluas Gedung Graha Bakti Budaya, itu tidak masuk akal karena gedung tersebut tidak terlalu ramai sejak tahun 2012.
“Sedih sih enggak cuma kecewa, kenapa harus dihancurin. Kalau mau nonton teater kan ada Teater Kecil jadi enggak perlu menghancurkan bioskop,” tutur dia.