Kemnaker Gandeng Jepang Latih Instruktur Kejuruan Otomotif di BLK Bantaeng

Tingkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia di bidang otomotif, Kementerian Ketenagakerjaan jalin kerja sama dengan JICA dan ETMC Jepang

oleh Gilar Ramdhani pada 30 Sep 2019, 18:57 WIB
Diperbarui 30 Sep 2019, 23:16 WIB
Kemnaker Gandeng Jepang Latih Instruktur Kejuruan Otomotif
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono di BLK Bantaeng

Liputan6.com, Bantaeng Ditjen Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ehime Toyota Motor Corporation (ETMC) Jepang untuk meningkatkan kapasitas instruktur (upgrading) dan pengembangan pelatihan mekanik otomotif.

Kerja sama pelatihan kerja yang diadakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng, Sulawesi Selatan ini berdurasi tiga tahun (September 2019 hingga Agustus 2022) dan diikuti 48 orang instruktur kejuruan otomotif BLK UPTP dan UPTD di seluruh Indonesia.

“Kerja sama ini, salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia. Saya yakin dan percaya, melalui kegiatan upgrading terus menerus dan konsisten, maka akan lahir dan tersedia instruktur yang profesional dan berdedikasi tinggi,” kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono di BLK Bantaeng, Senin (30/9/2019). 

Saat ini, pertumbuhan industri otomotif cukup baik. Salah satu indikator geliat industri otomotif adalah jumlah pekerja baru di pabrik mobil. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini jumlah pekerja baru di pabrik mobil sekitar 8.000 orang. Adapun, total pekerja baru di industri komponen sekitar 25 ribu. 

“Kebutuhan tenaga kerja di Industri otomotif sangat besar Tahun 2019 ini ada 50-70 pabrik komponen baru, dealer dan bengkel purna jual yang baru berdiri membutuhkan 18 ribu pekerja baru,” kata Bambang. 

Menyikapi hal itu, Kemnaker sebagai salah satu Kementerian yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Indonesia, berusaha memenuhi kebutuhan SDM dengan menjalin kerjasama dengan JICA  dan ETMC Jepang.

Bentuk kerja sama ini berupa pengembangan pelatihan vokasi kejuruan otomotif dengan standar Toyota Jepang melalui program capacity building for instructors and development of evaluation system of Automotive mechanic training (peningkatan kapasitas instuktur dan pengembangan pelatihan kendaraan mekanik).

“Peserta pelatihan juga mengikuti on job training (OJT) dan training di Jepang melalui proses seleksi dan 8 dari 16 instruktur yang terpilih hasil seleksi akan mengikuti trainingdi Jepang,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan kerja sama teknis, Ehime Toyota Motor Corporation (ETMC) akan bermitra dengan PT Hadji Kalla Toyota untuk melatih Instruktur Otomotif BLK Bantaeng. Pelatihan ini meliputi  pendampingan expert yang berasal dari ETMC Japan yang ditempatkan di BLK Bantaeng.  

Sebelumnya, kerja sama tahap pertama berdurasi dua tahun (Januari 2016 hingga Juli 2018) di BLK Bantaeng menghasilkan 16 lulusan program pelatihan Teknisi Otomotif Angkatan I. Sebanyak enam orang instruktur BLK dan 10 orang pencari kerja.

“Saat ini enam instruktur lulusan kerja sama ini telah aktif mengajar pelatihan teknisi otomotif di BLK Bantaeng dan 10 pencaker yang dilatih langsung diterima bekerja di Toyota Kalla,” ujar Dirjen Bambang.

Program pelatihan selama 3 tahun

Kemnaker Gandeng Jepang Latih Instruktur Kejuruan Otomotif
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono.

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengatakan program pelatihan berdurasi tiga tahun ini akan berdampak positif pada upaya pemajuan SDM khususnya di bidang otomotif. Karena itu, Pemprov Sulsel akan menyiapkan anggaran untuk menambah 8 instruktur lagi guna mengikuti training di Jepang. Sehingga, total menjadi 16 instruktur. 

“Saya harap selesai angkatan ini, kita bisa tambah lagi supaya betul-betul menghasilkan tenaga skilled. Saya jamin begitu selesai pelatihan, bukan kita melamar pekerjaan, tapi kita dilamar. Kenapa? Karena standar kita di atas rata-rata nasional,” kata Nurdin.

Senior Vice President ETMC Jepang, Mr. Hidekazu Futagami, mengatakan, selama dua tahun ini, instruktur yang mengikuti pelatihan tidak hanya belajar teknologi baru. Peserta juga mendapatkan pelajaran memecahkan berbagai persoalan. Di antaranya, pengembangan disiplin dan mengembangkan martabat/harga diri yang baik.

“Saya harap peserta menjaga disiplin dan tanggung jawab. Program ini, selain di support pemerintah tapi juga gunakan dana dan kerja sama dari masyarakat Jepang,” katanya.

Sementara itu, Kepala BLK Bantaeng, Muhidin, menambahkan dalam kerja sama ini, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung turut memberikan bantuan peminjaman peralatan pelatihan kejuruan dan hibah bantuan peralatan dari ETMC.

“Seluruh peralatan tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan pelatihan para instruktur sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal,” kata Muhidin.

Pembukaan pelatihan ini dirangkai dengan acara pembukaan PBK Angkatan VI BLK Bantaeng untuk lima paket kejuruan sekaligus pengukuhan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Daerah.

Acara ini turut dihadiri Direktur Intala Kemnaker, Fauziah; Kadisnaker Sulawesi Selatan, Agustinus Appang; Wakil Bupati Bantaeng, Sahabuddin; Kadisnakerin Bantaeng, A. Irwandi  Presdir Kalla Group, Fatimah Kalla; dan Chief Representative JICA, Fujikura Takayuki.

 

(*)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya