Usut Penembakan Mahasiswa Kendari, Proyektil Diuji di Belanda dan Australia

Proyektil ditemukan di sekitar lokasi Randi tewas tertembak.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 07 Okt 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2019, 15:45 WIB
(Lip6siang) Peluru Nyasar
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian masih mendalami kasus kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) akibat tertembak saat demo menolak RUU KUHP dan revisi UU KPP di Gedung DPRD Sultra. Proyektilpun telah ditemukan.

"Ya (sudah ditemukan)," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/10/2019).

Asep menyampaikan, pihaknya tengah melakukan uji balistik proyektiltersebut hingga ke luar negeri.

"Proyektil yang menyebabkan kematian Randi dan yang tembus di kaki ibu hamil, maka proyektil ini diuji ke Belanda dan Australia," katanya.

Asep tidak merinci jumlah temuan proyektil tersebut. Hanya saja, timah panas itu memang ditemukan di sekitar lokasi Randi tewas tertembak.

"Ini upaya kita membuktikan secara profesional siapa pelaku penembakan," kata Asep menandaskan.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


6 Polisi Bawa Senpi

4.000 Personel TNI-Polri Apel Pengamanan Pemilu 2019
Polisi bersenjata lengkap menghadiri apel pengamanan Pemilu 2019 di Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/4). Apel diikuti 4.000 personel gabungan TNI-Polri. (ADEK BERRY/AFP)

Tim Investigasi Polri memastikan enam polisi yang ditugaskan mengamankan demonstrasi mahasiswa di gedung DPRD Sultra, terbukti membawa senjata api.

Demo yang terjadi Kamis 26 September lalu berujung ricuh. Dua mahasiswa meninggal akibat tertembak, sedangkan satu warga menjadi korban peluru nyasar.

"Kami tetapkan enam anggota jadi terperiksa karena saat unjuk rasa membawa senjata api," ujar Kepala Biro Provost Divisi Propam Mabes Polri Brigjen Hendro Pandowo, Kamis (3/10/2019). Dikutip dari Antara.

Menurut dia, polisi itu membawa senjata laras pendek jenis SNW dan HS. Tim investigasi masih memeriksa keenam polisi dari Polda Sultra dan Polres Kendari. Keenam polisi itu berinisial DK, GM, MI, MA, H dan E.

"Ini kami dalami kenapa senjata itu dibawa saat pengamanan unras, padahal sudah disampaikan oleh kapolri untuk tidak bawa senjata," ujarnya.

Tim Mabes Polri menelusuri penembak mendiang mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sultra, Randi dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa senjata saat pengamanan demo mahasiswa.

Hendro mengatakan, dalam olah TKP di Jalan Abdullah Silondae, Kendari, polisi menemukan tiga buah selongsong peluru di saluran drainase di depan kantor Disnakertrans Sultra, Sabtu (28/9/2019).

Seperti diketahui Randi tewas tertembak dalam demo berujung bentrok dengan polisi di depan Gedung DPRD Sultra, Kendari, Kamis (26/9). Gabungan tim dokter forensik yang melakukan otopsi memastikan Randi tewas karena terkena tembakan senjata api. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya