3 Hal Terbaru soal Demo Tolak RUU KUHP di Kendari yang Tewaskan Mahasiswa

Randy dan Yusuf Kardawi (19), mahasiswa menjadi korban saat aksi menolak RKUHP di Gedung DPRD Kendari.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2019, 08:39 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2019, 08:39 WIB
Mahasiswa Demo di DPR Blokade Tol Dalam Kota
Massa mahasiswa memblokade Tol Dalam Kota saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR/ MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Unjuk rasa menuntut penolakan atas pengesahan sejumlah RUU kontroversial tersebut diwarnai aksi bakar sejumlah kardus di tol dalam kota. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Demo mahasiswa menolak pengesahan RUU KUHP dan UU KPK menelan korban jiwa. Ada 2 mahasiswa yang tewas.

Randy dan Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia saat melakukan aksi menolak RKUHP di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kendari, Kamis, 26 September 2019. Keduanya merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO). 

Randy (21), mahasiswa Fakultas Perikanan angkatan 2016 meninggal setelah tertembak dari jarak sekitar 10 meter. Terdapat luka tembak di dada sebelah kanannya.  

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal menyatakan pihaknya akan menindak tegas pelaku penembakan. Namun, tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.

"Apabila pelakunya nanti terbukti secara scientific aparat, kita akan proses hukum. Kita akan proses pidana sesuai mekanisme, kita akan tindak tegas," tegas Iqbal saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Sementara itu, belasungkawa mendalam disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi atas meninggalnya dua mahasiswa di Kendari. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap keluarga kedua korban diberi ketabahan.

"Semoga apa yang diperjuangkan menjadi kebaikan bagi bangsa ini dan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisi-nya," ujar Jokowi.

Berikut deretan fakta terbaru mengenai demo yang menewaskanmahasiswa di Kendari.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Korban Tewas Jadi 2 Orang

Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo Mahasiswa di Depan DPR
Polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa saat demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Mahasiswa lari tunggang langgang setelah aparat kepolisian menembakkan gas air mata. (merdeka.com/Arie Basuki)

M Yusuf Kardawi mengembuskan napas terakhir setelah sempat mendapatkan perawatan intensif di RSU Bahteramas, Kendari, Jumat dini hari tadi.

"Iya, pasien Muh Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pascaoperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara meninggal dunia Jumat (27/9/2019) sekitar pukul 04.00 Wita," kata Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto.

Sjarif menyatakan tim dokter yang menangani korban Yusuf sudah berbuat maksimal.

Dilansir Antara, almarhum Yusuf tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Begitu pula korban tewas sebelumnya, yaitu Randy (21). Dia berstatus mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO.

Yusuf adalah pasien rujukan dari RS Ismoyo Korem 143/Haluoleo yang harus menerima tindakan operasi karena cedera serius saat aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada Kamis 26 September.

Hasil Autopsi

Salat Gaib untuk Randi dan Yusuf
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan anggota kepolisian melakukan doa bersama di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Jumat (27/9/2019). Doa dan salat gaib itu untuk 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari yang tewas saat demo, Randi dan Yusuf. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Mahasiswa tewas usai demonstrasi di Kendari, Kamis (26/9/2019), akibat terkena peluru tajam. Hal ini disampaikan tim dokter yang melakukan autopsi terhadap korban mahasiswa tewas, La Randi (21).

Randi diketahui ditembak di depan kampus AMIK Catur Sakti Kota Kendari, Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 15.30 Wita. Korban diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo (UHO), semester 7 angkatan tahun 2016.

Dokter Raja Alfath Widya Iswara mengatakan, mahasiswa tewas yang diautopsi pihaknya memang mengalami luka tembak. Luka yang diakibatkan peluru ini, menembus masuk dari dada samping kiri dan keluar pada dada depan bagian kanan.

"Tembus, jalurnya panjang dan kedalamannya tak bisa kami ukur," ujar Raja Alfath Widya Iswara, Jumat (27/6/2019).

Dia menjelaskan, ada organ dalam yang ikut rusak terkena terjangan peluru. Luka ini, mulai dari bagian paru-paru kanan hingga ke paru-pari kiri.

"Mengenai sedikit pembuluh darah, ada namanya media stinum, terletak di tengah paru-paru kanan dan paru-paru kiri," jelas Raja.

Jika melihat dari kaliber peluru, Raja Alfath menjelaskan mahasiswa tewas terkena peluru tajam. Namun, proyektil peluru tidak ditemukan saat berusaha dicari.

 

Wanita Hamil Ikut Tertembak Peluru Nyasar

Wanita Hamil Ikut Tertembak Peluru Nyasar Saat Demo di Kendari
Peluru yang menembus betis kanan Putri Yulia (23), ibu rumah tangga yang tertembak di Kota Kendari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Wanita yang sedang hamil 6 bulan itu diketahui bernama Putri Yulia (23). Korban dalam keadaan sadar saar betis kanannya tertembus peluru, pada pukul 16.25 Wita. Awalnya, korban mengira itu luka biasa.

Setelah peluru dikeluarkan di rumah sakit, teridentifikasi berukuran 9 milimeter atau 0,9 sentimeter. Ukuran ini dinyatakan tim dokter RS Bhayangkara Kota Kendari, sejam setelah dilarikan ke rumah sakit.

Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt membenarkan, korban langsung dievakuasi begitu diketahui tertembak.

Menurut Goldenhardt, jarak lokasi demo mahasiswa menurut jarak google map yakni 3 kilometer. Namun, jarak lokasi tertembaknya dua mahasiswa tewas dan ibu rumah tangga, hanya sekitar 2 kilometer.

"Korban hamil 6 bulan. Saat ini dievakuasi di kampung halamannya oleh keluarga di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan karena sedang hamil dan butuh perawatan," tambah Harry.

 

(Reynaldi Hasan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya