HEADLINE: Perpisahan Wapres, Mengenang Eksistensi JK di Panggung Politik Nasional

JK adalah satu-satunya wakil presiden yang mendampingi dua presiden berbeda di Indonesia.

oleh Nanda Perdana PutraYopi Makdori diperbarui 18 Okt 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2019, 00:00 WIB
Jusuf Kalla Hadiri Pembukaan KTT ASEM
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla melambaikan tangan saat tiba menghadiri pembukaan KTT ASEM (Asia-Europe Meeting) ke-12 di Brussels, Belgia, (18/10). (AFP Photo/Emmanuel Dunand)

Liputan6.com, Jakarta - Masa jabatan Wakil Presiden Jusuf Kalla segera berakhir. Pria yang akrab disapa JK itu resmi menanggalkan jabatannya sebagai orang nomor dua di Indonesia pada Minggu 20 Oktober 2019, seiring dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

JK merupakan satu-satunya politikus yang dua kali menjadi wakil untuk presiden yang berbeda. Pada periode 2004-2009, JK menjadi wakil Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Sempat gagal bertarung di Pilpres 2009, JK kembali menerima pinangan PDI Perjuangan yang memasangkan dirinya dengan Joko Widodo atau Jokowi pada periode berikutnya.

Jejak-jejak perdamaian yang disemai politikus dari Partai Golkar ini juga telah meneguhkan ketentraman bagi hati jutaan orang. Tidak saja di dalam, tetapi juga di luar negeri.

Apapun persoalannya, mulai dari level lingkungan kecil, persoalan daerah, persoalan bangsa, hingga persoalan internasional.

Maka tak heran begitu banyak orang yang merasa berutang terima kasih kepada JK. Sekalipun, Wapres kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu bukan tipikal manusia yang menuntut terima kasih dari siapa pun yang pernah merasakan kehadiran dan kemanfaatannya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menilai, JK merupakan sosok pemimpin yang tidak ada duanya. Dia memiliki karakter tegas, cekatan, dan berani mengambil risiko.

"Wajar kalau kata-katanya yang melegenda "lebih cepat lebih baik" selalu diingat publik. JK pemimpin yang berani ambil risiko demi kebaikan bangsa," ujar Adi kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Adi juga menilai, eksistensi JK di panggung politik tanpa batas. Di setiap event politik, JK selalu dihadirkan sebagai figur sentral.

"JK politikus inklusif pluralis yang bisa diterima semua unsur kalangan. Kalangan nasionalis oke, kalangan Islam moderat juga oke, kalangan Islam agak kanan juga diterima. Bahkan di kalangan kelompol minoritas JK disambut hangat. JK sosok yang bisa mencairkan suasana politik yang beku," tuturnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu menghormati keputusan JK yang tidak lagi terjun di dunia politik setelah pensiun dari jabatan wapres.

"Itu pilihan pribadi JK. Mungkin ingin menikmati masa pensiun dengan indah bersama keluarga. Sudah saatnya JK menjadi bapak bangsa yang mengayomi banyak kalangan," kata Adi.

Kendati, Adi yakin JK tetap akan mengabdi untuk bangsa dengan caranya sendiri. "Apalagi JK banyak aktif di ormas sosial kemasyarakatan. Itu artinya kiprah JK akan selalu berdenyut di mata masyarakat," ucapnya.

Banner Infografis Jusuf Kalla Melepas Jabatan RI 2. (Liputan6.com/Abdillah)

Hal serupa juga disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Dia mengatakan, JK merupakan sosok yang pandai menyesuaikan diri di semua lingkungan, tak terkecuali lingkaran kekuasaan.

Terbukti JK mampu menjadi wakil dua presiden yang memiliki karakter berbeda. Menurut Emrus, SBY merupakan sosok pemimpin yang perfeksionis dan formalistis, sementara Jokowi terlihat sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan apa adanya.

"Yang mau saya katakan, Jusuf Kalla bisa bersama-sama dengan pemimpin yang berbeda. Artinya Jusuf Kalla adalah orang yang bisa menyesuaikan dengan lingkungan termasuk lingkungan kepemimpinan seseorang," ujar Emrus kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Selain memimpin, Emrus melihat, JK piawai dalam menyelesaikan berbagai konflik dan masalah yang terjadi di masyarakat. Contohnya saat mengatasi konflik di Poso, Sulawesi Tengah kemudian Ambon, Maluku dan Aceh.

"Artinya pandangan atau ketika dia berbicara didengar oleh para pihak yang terkait dengan konflik tersebut," katanya.

Tak hanya itu, JK juga dinilai berperan penting mendinginkan suhu politik Pilpres 2019 yang sempat memanas hingga menimbulkan polarisasi di masyarakat.

"Jadi begitu beliau berbicara terkait perbedaan misalnya saja soal perbedaan politik itu langsung didengar orang, dan tidak ada yang menyerang pandangannya kan. Disampaikan dengan soft, elegan, sangat sederhana," ucap Emrus.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kesan JK 20 Tahun di Pemerintahan

20160714-Wapres JK Lesehan di Lantai Kabin Pesawat-Mongolia
Suasana diskusi Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Staf Khusus dan Deputi Wakil Presiden sambil lesehan di Kabin Pesawat Khusus Kepresidenan BBJ-2 dalam penerbangan menuju Mongolia, Kamis (14/7). (Foto: Tim Media Wapres)

Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya selama 20 tahun mengabdi di pemerintahan. Pengalaman itu ia bagikan kepada siswa SMP Athirah Makassar yang tengah berkunjung ke Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).

"Alhamdulillah semua berjalan saya 20 tahun di pemerintahan, dari menteri (Perindustrian dan Perdagangan era Gus Dur), Menko Kesra, Wapres dua kali," ujar JK.

Berbagai pengalaman mengesankan selama menjabat di pemerintahan dia ceritakan, mulai dari menangani persoalan di dalam maupun luar negeri. Salah satu yang paling diingat yaitu saat menyelesaikan konflik di Ambon, Poso, hingga Aceh.

"Dalam negeri, daerah sangat berkesan. Kalau mendamaikan orang yang berkonflik, berperang itu juga paling berkesan. Tentu tidak mudah. Tapi insyallah, kita bisa lalui," ucap JK.

Menangani daerah konflik memang bukan perkara gampang. Apalagi, kata JK, konflik fisik terjadi di daerah yang ditangani. "(Misi) perdamaian paling sulit, perdamaian Aceh dulu, Poso, Ambon itu paling sulit. Itu berkelahi, itu paling sulit untuk mendamaikan paling sulit. Tapi alhamdullilah tercapai," kata JK lagi.

JK memang dikenal berperan penting dalam menyelesaikan konflik horisontal di tiga daerah tersebut. Salah satu strategi yang digunakan yaitu dengan mempelajari lebih dulu akar konflik. JK juga mempelajari karakteristik masyarakat yang berkonflik.

"Semua saya mulai dari buku, tidak ada upaya mendamaikan tanpa ada mendalami apa masalah sebenarnya apa sejarahnya. Apa cara berpikir. Semua sangat penting. Dan kemampuan kita membaca dan keinginan kita membaca," kata JK.

Apapun literatur tentang daerah yang ditangani itu ia pelajari. Dan terakhir, kuncinya adalah ikhlas. Menurut dia, tugas yang dikerjakan dengan ikhlas akan terasa ringan dan hasilnya maksimal.

"Bagi saya semua tugas itu dijalankan dengan ikhlas," ucap JK.

Di beberapa kesempatan, JK menyatakan tidak akan kembali terjun ke dunia politik setelah pensiun dari jabatan Wapres. Dia akan menikmati masa pensiun bersama keluarga dan fokus melakukan kegiatan sosial bersama lembaga yang ia pimpin.

"Sudah sering saya katakan ingin urus sosial, pendidikan, keagamaan," kata JK di kantornya Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa 8 Oktober 2019.

Selain di pemerintahan, JK cukup aktif di berbagai kegiatan sosial. Selain menjabat Wapres, dia juga memimpin sejumlah organisasi sosial, seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Karirnya di dunia politik dimulai dengan menjadi kader Partai Golkar. Di sini karier politiknya moncer. Menjadi orang penting di Golkar, mengantarkan JK mendapat sejumlah posisi penting di pemerintahan. Pada 1988, JK menjadi anggota MPR.

Kemudian pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, JK menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan merangkap Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog).

Lalu, pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, JK menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat atau Menko Kesra. JK kemudian mengundurkan diri untuk mengikuti Pemilihan Presiden 2004. Pada tahun ini juga JK diangkat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono, JK memenangi Pilpres 2004. SBY-JK merupakan pasangan presiden dan wakil presiden yang pertama dipilih langsung oleh rakyat.

Pada Pilpres 2009, JK mencoba peruntungan maju sebagai capres berpasangan dengan Wiranto. Namun upaya JK gagal.

Meski tak lagi mengemban jabatan politik, JK masih tetap dipadati kesibukan mengurus kegiatan sosial sebelum akhirnya menerima pinangan capres Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2014 dan kembali mengantarkannya sebagai orang nomor dua di Indonesia.

Perpisahan Manis JK

wapres JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyaksikan pesawat Jet TNI AU yang mengawal perjalanan. (istimewa)

Jusuf Kalla mengucapkan salam perpisahan dengan para karyawan Sekretariat Wakil Presiden, para ajudan, dan Paspampres. Salam perpisahan itu diucapkannya dalam acara silaturahmi dengan karyawan Setwapres di Trans Studio Cibubur, Jawa Barat, Minggu 13 Oktober 2019.

"Saya berterima kasih atas acara ini yang memberikan suasana haru dan mengingatkan kita semua pada saat kita bekerja sama dengan baik," kata JK.

Wapres JK yang ditemani oleh istrinya, Mufidah Kalla bersama cucunya itu menuturkan, pekerjaan orang-orang di sekitarnya baik. Salah satunya dibuktikan oleh Paspampres.

"Tadi kita lihat kriteria, Paspampres kriteria keamanan, dia menjaga saya selama 24 jam. Tidur pun kita (Paspampres) masih menjaga di bawah. Kasihan kita, saya sampaikan terima kasih, alhamdulilah saya aman, artinya berhasil," tutur JK.

Dia juga mengucapkan permohonan maaf, jika sering marah-marah kepada anak buahnya. "Saya jarang marah sebenarnya," jelas JK.

Kesempatan ini juga dimanfaatkan JK untuk menceritakan momen-momen menarik yang tidak diketahui publik selama menjabat wapres. Salah satu yang diceritakan yaitu ternyata JK jarang menggunakan bahan pidato yang disiapkan anak buahnya.

"Kalau pidato saya mau minta bahan saja, bukan pidatonya. Jadi saya pidato dulu baru ditulis," katanya.

Dia menuturkan, justru yang berat bukan menyiapkan bahan pidatonya, melainkan yang menulis ulang pidatonya. Meski demikian, dia tetap berterima kasih terhadap kinerja anak buahnya selama ini.

"Saya terima kasih atas segala sumbangan pikiran pekerjaan, kesibukan," jelas JK.

JK juga menceritakan kerap kali meminta para anak buahnya untuk makan bersama-sama. Karena, tak bisa makan sendiri.

"Saya ada masalah sebenarnya soal makan. Tidak bisa makan sendiri. Jadi makan mesti hadir semua. Makan seperempat jam, diskusinya 1 jam," kata JK.

Karena itu, semuanya tak perlu lagi rapat. Cukup di meja makan. "Tidak perlu rapat. Rapat di meja makan," tutur JK diselingi tawa para hadirin.

Dalam kesempatan itu, istri JK, Mufidah Kalla tak mau ketinggalan. Di hadapan anak buah JK, Mufidah mengungkap bahwa suaminya tersebut merupakan sosok yang sulit diatur dalam hal penampilan.

"Bapak kalau pakai baju tidak ingin pakai seragam. Kalau pakai seragam kayak anak band," ucap Mufidah dalam cuplikan video yang diputar.

Tidak hanya soal pakaian, penampilan kumis dan rambut Jusuf Kalla pun tidak mau diatur sang sitri.

"Mengatur kumis, rambut. Tidak mau diatur. Bapak bilang, 'Ini rambut saya tidak usah ikut campur'," cerita Mufidah sambil tersenyum.

Sementara itu, Kepala Setwapres Mohammad Oemar menilai, acara ini merupakan momen istimewa. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada Wapres JK. "Segenap dan unsur Sekretariat Wapres dan teristimewa bapak dan ibu atas arahan dan teguran selama ini," katanya.

Pada kesempatan itu, Paspampres yang diwakili oleh komandannya Maruli Simanjuntak, memberikan kenang-kenangan berupa lukisan karikatur wajah-wajah Paspampres grup B.

Selain itu, para ajudan juga memberikan foto kenang-kenangan berupa punggung JK. Yang menurutnya sebagai cerminan saat mendampingi putra asal Makassar tersebut. Ada juga beberapa teaterikal yang menceritakan kisah hidup JK sepanjang hidupnya.

Penghormatan di Udara

Rombongan Wapres JK mendapatkan penghormatan dari pasukan TNI AU di Landasan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta pada Kamis 10 Oktober 2019. Penghormatan melalui upacara water salute itu diberikan jelang berakhirnya jabatan JK sebagai Wapres periode 2014-2019.

Sesaat sebelum pesawat kepresidenan Boeing Business Jet (BBJ) yang ditumpangi Wapres JK beserta rombongan lepas landas menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kendaraan pemadam kebakaran menyemprotkan air dari kedua sisi pesawat hingga membentuk lengkungan di atas pesawat.

Dalam perjalanan nya ke Jakarta, Wapres JK dikawal oleh unsur pesawat jet tempur F-16 Fighting Falcon milik Skuadron Udara 3 TNI AU. Sebanyak tiga unit pesawat jet tempur F-16 TNI AU mengawal penerbangan dengan call sign Indonesia-2 tersebut.

Di tengah perjalanan, Letkol Penerbang (Pnb) Agus Dwi “Wolverine” Aryanto mewakili TNI AU menyampaikan penghormatan dan ucapan terima kasih atas pengabdian JK selama menjabat sebagai Wapres. Penghormatan istimewa itu disampaikan dari dalam kokpit jet tempur F-16 Fighting Falcon.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang terhormat Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia beserta rombongan. Kami dari Unit Flight 3 F-16 Fighting Falcon dengan bangga mengawal penerbangan Indonesia-2. Atas nama keluarga besar Lanud Iswahyudi kami menghaturkan ucapan terima kasih atas kepemimpinan Bapak selama menjadi Wapres RI. Semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keselamatan. Amin."

Tak lama kemudian, Wapres JK menjawab komunikasi udara itu dari dalam Pesawat Kepresidenan. Dengan nada agak santai dan aura kebapakan, JK berkata:

"Ya, saya Jusuf Kalla di sini, Wakil Presiden. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan juga tentu pengabdian Anda. Dan hari ini saya berbangga dikawal oleh Anda semua. Dan saya yakin kekuatan negara kita terjaga dengan baik oleh Anda semua. Terima kasih atas pengawalannya," balas JK. 

Video penghormatan terhadap JK dalam penerbangan menuju ke Jakarta itu kemudian viral di media sosial. Sejumlah netizen berkomentar dan merasa terharu sekaligus bangga seusai menyimak video tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya