Uji Coba Sistem Kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak Bogor Dimulai Hari Ini

Sistem kanalisasi 2-1 merupakan pengganti kebijakan buka tutup di jalur Puncak Bogor.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2019, 07:32 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2019, 07:32 WIB
Jalur Puncak Macet
Kendaraan bermotor terjebak antrean menuju kawasan Puncak di Tanjakan Selarong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6/2019). Memasuki lebaran hari kedua, beberapa titik di kawasan Puncak mengalami kemacetan akibat tingginya tingkat kunjungan wisatawan domestik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mulai melakukan uji coba sistem kanalisasi 2-1 di jalur puncak pada Minggu (27/10/2019). Ini merupakan pengganti sistem buka tutup di jalur Puncak Bogor.

"Uji coba sudah siap, akan dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2019 dan 3 Noveber 2019," ujar Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Sabtu 26 Oktober 2019.

Menurutnya, sistem kanalisasi 2-1 lahir atas dasar respons kebijakan rekayasa lalu lintas yang dilakukan untuk menanggapi usulan masyarakat terhadap kendala pelaksanaan kebijakan satu arah (one way) di kawasan Puncak Bogor.

Dilansir Antara, Ade mengatakan bahwa sistem kanalisasi 2-1 merupakan bagian dari program 'Save Puncak', yakni membagi arus lalu lintas Jalur Puncak menjadi tiga lajur. Dua lajur ke arah yang sama dan satu lajur ke arah sebaliknya sesuai dengan ketentuan waktu yang berlaku.

"Tujuannya, mencari alternatif (jangka pendek) penataan lalu lintas jalur puncak dengan memberi ruang aksesibilitas dua arah di jalur puncak pada akhir pekan atau musim liburan," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

3 Solusi Atasi Kemacetan Puncak

Jalur Puncak Macet
Sejumah kendaraan terjebak kemacetan menuju kawasan Puncak di Tanjakan Selarong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6/2019). Memasuki lebaran hari kedua, beberapa titik di kawasan Puncak mengalami kemacetan akibat tingginya tingkat kunjungan wisatawan domestik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Ade Yasin mengaku punya tiga 'ramuan' yang dikemas dalam program Save Puncak sebagai upaya mengurai kemacetan di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Tiga ramuan itu berupa solusi jangka pendek, menengah, dan panjang, yang merupakan hasil koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Bogor dengan BPTJ, Kepolisian, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta elemen masyarakat di Kawasan Puncak.

Solusi jangka pendek antara lain, menyosialisasikan jalur alternatif dari pintu keluar Cibubur, mengadopsi petugas keamanan jalan raya (PKJR) yang telah dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia (TSI). Kemudian, penyediaan shuttle service dan park and ride, pelebaran jalan raya, percepatan pembangunan rest area Gunung Mas, serta mengkaji kembali sistem one way.

Sedangkan solusi jangka menengah berupa penyediaan jalur alternatif Poros Tengah Timur atau biasa disebut Jalur Puncak Dua, pembatasan mobil melalui sistem ganjil genap, skema optimasi pembagian lajur, pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO), serta penataan PKL.

Terakhir, solusi jangka penjang yaitu membangun kereta ringan atau membuat kereta gantung di Kawasan Puncak.(KR-MFS).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya