Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan penghargaan kepada seluruh peserta yang hadir di Munas XIII Kagama.
Presiden sendiri berhalangan hadir sebab di waktu yang sama harus meresmikan Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, Lampung, Sumatera Selatan.
Baca Juga
Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi yang mewakili Presiden dalam pembukaan Munas Kagama ke-XIII di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali, Jumat 15 November 2019.
Advertisement
"Yang pasti Jokowi tetap Kagama," ucap Budi Karya dalam sambutannya seperti keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (17/11/2019)
Budi melanjutkan, pada 18 Desember 2019, Kagama berusia 61 tahun dan punya perjalanan panjang sebagai organisasi alumni. Anggota Kagama tersebar dari seluruh penjuru tanah air hingga ke luar negeri. Selain itu, Kagama juga beragam dari segi suku, agama, budaya, profesi, dan bahasa.
"UGM memiliki jati diri sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas yang ingin memegang teguh nilai-nilai Pancasila. Universitas kebudayaan dan universitas kerakyatan," jelas Budi.
Nilai-nilai yang ditanamkan UGM, kata dia, membuat Kagama erat, guyub, dan rukun sebagai keluarga. Itu sebabnya, Kagama memiliki keikhlasan dibandingkan lainnya, karena namanya dimulai dari kata 'Keluarga'.
"Selain itu, dalam Kagama juga ditanamkan nilai kebangsaan, sehingga kita saling menjaga, membangun toleransi, menjadi simpul kesatuan, dan mengulurkan tangan solidaritas dalam rumah besar Indonesia," papar Budi.
Kemudian yang tidak kalah penting adalah nilai-nilai kerakyatan. Hal itu menegaskan komitmen Kagama untuk mengakar, berpihak pada kepentingan rakyat.
"Nilai-nilai ini adalah jiwa Kagama dan ruh Kagama, dan juga sebagai jati diri Kagama. Seperti yang pernah disampaikan Pak Ganjar, Kagama kalau bertemu pasti ramai sekali, guyub, rukun, dan gayeng. Tapi, Saya katakan jangan hanya sekadar itu, harus migunani,"jelas Budi.
Untuk itu, dia berbarap Munas ke-XIII Kagama bukan hanya konsolidasi organisasi, tetapi mengkonsolidasi gagasan. Menunjukkan pemikiran-pemikiran terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Indonesia merupakan negara besar, yang juga memiliki tantangan besar. Kita adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-empat di dunia. Dengan jumlah yang besar itu kita mendapatkan bonus demografi," ujar Budi.
Belum lagi revolusi industri 4.0, yang selalu memberikan kejutan dan mengalami disrupsi yang selalu jauh dari perhitungan kita. Persaingan negara semakin sengit dan perang dagang semakin memanas.
"Antar-negara berebut investasi, pasar, tekonologi, bahkan berebut talenta-talenta hebat. Dengan tantangan besar yang kita hadapi, kita menggerakkan langkah kita untuk bergerak. Tidak boleh menyurutkan langkah menuju Indonesia maju," jelas Budi.
Di tahun 2045, ujar dia, Indonesia tidak ingin jadi negara berkembang. Keluar dari jebakan sebagai negara yang berpendapatan menengah dan menjadi negara yang masuk lima besar ekonomi dunia, dengan kemiskinan mendekati 0 persen.
"Itu target yang ingin kita kejar dengan kerja keras dan produktif. Namun, kami juga tekankan kecepatan mewujudkan visi Indonesia sebagai Indonesia maju. Kita tidak hanya ditentukan oleh presiden dan para menteri. Tetapi, juga gerak langkah kita semua, seluruh anak bangsa, termasuk Kagama," jelas Budi.
Selalu Jaga Kekompakan
Budi menekankan, Kagama bisa mengajak alumni-alumni dari kampus lain untuk bergandengan tangan, memperkuat kesatuan dan solidaritas untuk memajukan negeri. Kagama, kata dia, harus hadir menjadi simpul anak-anak bangsa dalam merajut kesatuan di tengah kebhinekaan.
"Harapannya kita selalu menjaga kekompakkan dan memberi sesuatu yang membanggakan anak negeri," tandas Budi.
Sebelumnya, Gubernur Bali, Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih. Dengan digelarnya Munas Kagama di Bali, kunjungan wisatawan yang sedang menurun bisa lebih meningkat.
Di samping itu, dirinya juga menyampaikan kondisi ekonomi Bali yang memiliki ketergantungan ekonomi sangat tinggi pada pariwisata. Pihaknya sedang menata pembangunan Bali secara fundamental dan komprehensif.
Wayan juga menyampaikan keyakinannya pada Kagama, yang kedepannya akan selalu membawa suasana kebersamaan dan persatuan dalam bingkai NKRI.
Munas ke-XIII Kagama secara resmi dibuka oleh Budi Karya secara simbolis. Dalam acara tersebut hadir beberapa tamu lain di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Rektor UGM Prof.Ir.Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng., dan jajarannya.
Hadir pula Kepala BMKG Prof Prof Ir Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Ketua Dewan Guru Besar Prof Drs Koentjoro, MBSc.,Ph.D., beberapa dekan fakultas dan jajaran di UGM, serta Pengda dan Pengcab Kagama dari berbagai daerah.
Â
Advertisement