Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, program sertifikasi para dai perlu dilakukan. Menurutnya, para penceramah harus berkompentensi dan berintegritas.
Ma'ruf juga mengapresiasi pihak Komisi Dakwah yang telah melaksanakan program dakwah bersertifikat dalam rangka standarisasi para dai.
"Kenapa perlu distandarkan? Karena untuk dai ini diperlukan paling tidak dua hal. Pertama kompetensi, kedua integritas," ungkap Ma'ruf saat menghadiri pembukaan Rapat koordinasi dakwah nasional, komisi dakwah dan pengembangan masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakart Pusat, Senin (2/12/2019).
Advertisement
Ma'ruf khawatir, jika para penceramah tidak menguasai materi dakwah, maka para jamaah atau pendengar akan mendapatkan ilmu yang salah.
"Jangan sampai dai tidak menguasai materi yang didakwahkan. Apalagi salah," ungkap Ma'ruf.
Selain itu, para penceramah juga harus memahami isi dan makna dari ayat Alquran yang disampaikan.
"Karena itu, menjadi dai itu harus benar-benar disertifikat, distandarisasi, minimal yang boleh berdakwah seperti apa. Supaya tidak berbalik. Maksudnya mengajak orang, tapi kemudian justru menimbulkan salah. Membuat orang menjadi ingkar karena dia tidak memiliki kompetensi, tidak menguasai hal-hal," tutur Ma'ruf.
Baca Juga
Ma'ruf berpendapat, dai yang sudah mengantongi sertifikat berarti sudah layak untuk melakukan ceramah.
"Bukan berarti kemudian yang boleh berdakwah yang bersertifikat. Tapi nanti yang layak berdakwah itu yang bersertifikat. Itu saya kira maksudnya. Jangan sampai dai tidak menguasai," jelas Ma'ruf.
Ma'ruf juga ingin para penceramah berintegritas. Terutama berdakwah tidak boleh bertentangan dengan sesuatu yang sudah disepakati bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita sebagai umat Islam yang berada di dalam negara republik Indonesia harus punya integritas sebagai warga bangsa. Oleh karena itu dakwah kita harus tidak boleh kemudian bertentangan dengan sesuatu yg sudah disepakati bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasanya sesuatu yang sudah mujmah alaih, itu disepakati," kata Ma'ruf.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Melek Teknologi
Dia memberikan contoh, pancasila yang tidak boleh diingkari dan dipersoalkan oleh setiap warga negara. Sebab itu, Ma'ruf meminta agar para penceramah tidak berceramah diluar hal tersebut.
"Jangan dakwah yang lain-lain lagi, apalagi dalam dakwah misalnya khilafah itu jangan dibawa dalam dakwah kita," ungkap Ma'ruf.
Ia juga ingin, para dai atau penceramah bisa dengan santun menyampaikan ceramahnya. "Kalau kamu itu keras atau kasar dan keras hati mereka pasti akan lari. Kemudian juga cara dakwah itu mengajak orang dengan sukarela. Tidak ada paksaan dalam agama. Dengan sukarela mengajaknya itu," ungkap Ma'ruf.
Seiring perkembangan zaman, kata Ma'ruf, dai juga harus melek teknologi. "Ini zaman digitalisasi. Karena itu sekarang dainya dai wasathiyah, wadigitaliyah. Harus mampu berdai secara digital," ungkap Ma'ruf.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement