Telur Ular Ternyata Menetas di Musim Hujan Loh, Lalu ke Mana Sang Induk?

Ternyata, musim penghujan seperti saat ini memang waktunya telur-telur ular menetas. Seekor ular dapat bertelur 10-20 butir sekali waktu.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 14 Des 2019, 10:33 WIB
Diterbitkan 14 Des 2019, 10:33 WIB
15 Anak Ular Kobra Kembali Ditemukan di Perumahan Citayam
15 Anak Ular Kobra Kembali Ditemukan di Perumahan Citayam (Liputan6.com/Nanda Perdana)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu ini, banyak ditemukan anakan ular kobra di sejumlah daerah. Salah satunya di Kompleks Perumahan Citayam Village. Pada Jumat 13 Desember 2019, 15 anak ular kobra ditemukan.

Ternyata, musim penghujan seperti saat ini memang waktunya telur-telur ular menetas.

"Musim kawin ular itu pada musim kemarau. Jika ada anak ular, itu hasil netasan 3-4 bulan lalu. Musim hujan memang waktunya mereka menetas," ujar Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy, kepada Liputan6.com dalam Dear Netizen, Jakarta, Jumat.

Seekor ular dapat bertelur 10-20 butir sekali waktu.

Menurut dia, usai kawin, induk ular akan bertelur dan meninggalkan sarangnya. Dia tidak seperti lebah yang ratu tawonnya berdiam di sarang.

Oleh karena itu, ketika menemukan anak ular, masyarakat tak perlu mencari induk ularnya.

"Cukup direlokasi saja ular yang ditemukan. Itupun dalam artian sudah menimbulkan konflik dengan warga," tutur Amir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cara Cegah Ular Masuk Rumah

Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy, dalam Dear Netizen Liputan6.com, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy, dalam Dear Netizen Liputan6.com, Jakarta, Jumat (13/12/2019). (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Menurut Amir, sebenarnya, ada cara mudah dan murah untuk mencegah ular masuk ke rumah. Apa saja itu?

Pertama, ular sangat sensitif dengan bebauan dan lingkungan sekitarnya. Dia memiliki sensor Jacobson dan lidah yang dapat mendeteksi partikel-partikel di lingkungan sekitar, termasuk bebauan.

Dia mengungkapkan, ada sebuah Kelompok Ilmiah Remaja yang membuat penelitian tentang hal ini. Para pelajar itu, mendekatkan bebauan ke ular yang dalam keadaan tenang.

Ada pengharum baju, kapur barus, dan sebuah tumbuhan yang berbau menyengat.

"Reaksi ular paling tinggi itu dengan kapur barus," ujar Amir. 

Namun dari penelitian selama ini, lanjut dia, ular sangat tidak suka dengan minyak tanah, bensin dan pembersih lantai yang tidak alami.

"Oleh karena itu, ketika rajin mengepel pakai pembersih lantai yang menyengat, ular tidak suka ke rumah kita," kata Amir.

Kedua, ular sangat suka tempat lembab dan gelap. Tempat itu cocok untuk menetaskan telur dan bersembunyi.

Salah satu tempat lembab dan gelap yang disukai ular adalah di antara tumpukan barang. Baik di luar maupun dalam rumah.

"Jadi, hindari ada tumpukan barang di luar dan dalam rumah. Di bawah rontokan daun juga dia suka. Tapi bukan yang tergenang air ya, yang lembab," tutur Amir.

Ketiga, salah satu alasan ular banyak belakangan ini adalah punahnya predator alami ular. Contohnya, elang.

Saat ini, ular ada di posisi tertinggi di rantai makanannya. Sementara itu, makanan ular betebaran.

"Tikus itu makanan ular kan? Dan tikus itu cari makannya di sampah-sampah. Jadi kalau habis masak, sampah langsung dibuang saja hari itu juga. Jangan dibesokin," kata Amir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya