Dubes China ke Warga RI: Silakan Berkunjung ke Uighur, Tak Ada Kekerasan di Sana

Xiao Qian memastikan wilayah Xinjiang, kawasan yang banyak ditempati muslim Uighur kondisinya aman.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 14:37 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 14:37 WIB
Aksi protes muslim Uighur atas pengekangan oleh pemerintah China (AP/Seth Wenig)
Aksi protes muslim Uighur atas pengekangan oleh pemerintah China (AP/Seth Wenig)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, mempersilakan masyarakat Indonesia untuk melihat langsung kondisi muslim di Uighur, China. Dia menampik adanya pemberitaan adanya tindakan intimidasi dan aksi kekerasan oleh pemerintahnya.

Duta Besar memastikan wilayah Xinjiang, kawasan yang banyak ditempati muslim Uighur, kondisinya aman.

"Silakan jika ingin berkunjung, beribadah, dan bertemu dengan masyarakat muslim Uighur. Persoalan di Xinjiang sama dengan kondisi dunia lain. Ini upaya kami memerangi radikalisme dan terorisme,” ucap Xiao Qian saat bertemu Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresiden Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Dalam pertemuannya dengan Moeldoko, Duta Besar Xiao Qian juga menyampaikan tentang komitmen China pada kerja sama ekonomi China dan Indonesia. China terus menguatkan dan memperluas kerjasama perdagangan dan investasi di Indonesia.

Investasi China di Indonesia saat ini sebesar 3,3 miliar dolar US, atau naik 83 persen dalam setahun terakhir. Angka ini menempatkan investasi China berada di nomor dua setelah Singapura.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Urusan Internal China

Pusat pelatihan vokasional di Atush, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR) dari tampak jalan raya (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Pusat pelatihan vokasional di Atush, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR) dari tampak jalan raya (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Menanggapi persoalan di Xinjiang, Moeldoko memahami bahwa itu merupakan urusan internal China. Dia menyampaikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi, seringkali pemerintah sulit menghadapi serangan hoaks. Hal yang sama pernah dialami pemerintah Indonesia.

Menanggapi hubungan kerja sama ekonomi, Moeldoko menyampaikan kritiknya tentang relokasi 33 perusahaan China. "Mengapa tidak satu pun yang relokasinya di Indonesia,” kata mantan Panglima TNI itu.

Dia berharap kerja sama kedua negara tidak hanya di bidang selain perdagangan dan investasi. Kerjasama harus diperluas di bidang militer, serta industri perikanan dan kelautan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya