Novel Baswedan Masih Yakin Ada Jenderal di Balik Kasus Air Keras

Polri telah menangkap dua polisi aktif, RM dan RB yang diduga sebagai pelaku penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 30 Des 2019, 19:04 WIB
Diterbitkan 30 Des 2019, 19:04 WIB
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat berbincang dengan Liputan6.com di kediamanya di kawasan Kelapa Gading. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat berbincang dengan Liputan6.com di kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Pihak kepolisian telah menangkap dua polisi aktif, RM dan RB yang diduga sebagai pelaku penyerangan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Novel Baswedan pun masih meyakini bahwa ada keterlibatan sosok 'Jenderal' di balik penyerangan air keras terhadapnya. Hal ini disampaikan Novel kala ditemui Liputan6.com di kediamannya, Jalan Deposito Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (30/12/2019).

Awalnya, Liputan6.com menanyakan apakah Novel masih meyakini bahwa ada sosok 'jenderal' dibalik dua pelaku penyerangnya. Dengan tegas, dia pun menjawab bahwa dirinya tidak pernah mengkoreksi apa yang dahulu pernah diucapnya.

"Apa yang saya katakan tidak pernah saya revisi," ujar Novel.

Novel beberapa kali mengungkapkan adanya oknum polisi berpangkat jenderal yang diduga terlibat dalam penyerangannya. Bahkan, dia telah menyampaikan hal itu kepada penyidik kepolisian dan Komnas HAM, 2018 silam.

Novel Baswedan menilai tak logis apabila kedua pelaku beralasan penyiraman air keras dilakukan atas motif pribadi. Pasalnya, dia mengaku belum pernah melihat, mengenal, dan menjalankan aktivitas bersama dengan kedua pelaku.

"Yang ingin saya garis bawahi, adalah ketika dua orang ini ditangkap dikatakan bahwa mereka bertindak inisiatif sendiri katanya begitu, dengan motif dendam pribadi, enggak logis menurut saya. Aneh, lucu," ucapnya.

Dia juga tak percaya apabila seorang brigadir mampu mengkoordinir penyerangan air keras. Untuk itu, Novel berharap pihak kepolisian membuka fakta kasus ini secara objektif kepada masyarakat.

"Dudukkan fakta objektif itu, sebagai hal yang penting dan menegakkan kebenaran itu suatu hal yang mulia dan itu akan dilihat sampai kapanpun dalam proses sejarah. Seandainya, saya tentunya tidak berharap, semoga saya salah, kalau ada suatu skenario atau upaya hal buruk lainnya, maka ini akan mencoreng diri sendiri dan institusi Polri. Dan ini tentunya buruk sekali," jelas Novel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Minta Polisi Ungkap Aktor di Balik Teror Air Keras

Penampilan Novel Baswedan Saat Jadi Pembicara Pada Gathering Nasional Turuntangan
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan saat menjadi pembicara pada Gathering Nasional Turuntangan di Jakarta, Sabtu (9/11/2019). Acara diisi dengan diskusi bertema Inspiring Talks Dedikasi Untuk Negeri. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Tim Advokasi Novel Baswedan meminta, pihak kepolisian juga mengungkap motif dan aktor di balik penyerangan air keras. Mereka tak ingin kasus ini hanya berhenti dengan menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku penyerangan.

"Tidak hanya motif, sejak awal kami mendesak agar diungkap siapa yang menyuruh atau siapa aktor di belakang penyiraman," kata Anggota Tim Advokasi Novel Baswedan, Alghiffari Aqsa saat dihubungi, Minggu (29/12/2019).

Menurut dia, kepolisian harus mengungkap apakah ada pihak yang memerintahkan dua pelaku tersebut atau tidak. Termasuk, mendalami dugaan keterlibatan sosok jenderal dalam kasus ini. 

"Harus diperjelas siapa yang menyuruh pelaku melakukan penyiraman. Apakah jendral yang diduga terlibat? Apakah jendral tersebut juga menganggap Novel pengkhianat," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya