Mulfachri Harahap Janji Tak Akan Nyapres Jika Terpilih Jadi Ketum PAN

Bakal calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Mulfachri Harahap berjanji fokus membesarkan partai bila terpilih jadi ketum.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2020, 22:15 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2020, 22:15 WIB
Bakal calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Mulfachri Harahap
Bakal calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Mulfachri Harahap (Merdeka/Genan)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Mulfachri Harahap berjanji fokus membesarkan partai bila terpilih jadi ketum PAN. Dia mengaku akan melakukan konsolidasi internal demi penguatan partai.

"Apa yang saya lakukan jika jadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional, saya akan lakukan kosolidasi secara masif," tegasnya saat ditemui ketika mendaftar sebagai Ketum di Sekretariat DPP PAN, Jalan Daksa I, Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/2020).

Jika terpilih nanti, Mulfachri pun memastikan tidak akan mencalonkan diri sebagai capres ataupun cawapres di pemilu yang akan datang.

"Perlu saya sampaikan bahwa insyallah saya tidak akan atau tidak punya mimpi nyapres atau nyawapres. Saya tidak punya mimpi untuk itu," tegasnya.

Dengan begitu, dirinya punya waktu yang sangat cukup untuk bekerja demi kemajuan partai dan kaderisasi yang optimal.

"Saya insyallah punya waktu cukup untuk bekerja untuk kepentingan partai. Melakukan kosolidasi, melakukan pelatihan agar partai yang sejatinya organisasi kader kembali kejati dirinya saya lakukan," pungkasnya.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Noviantika Nasution prihatin dengan perolehan suara PAN yang kian anjlok. Dia ingin ada perubahan kepemimpinan di partai. Apalagi, PAN hanya mendapat 44 kursi di Pemilu 2019 atau menurun empat kursi dari periode sebelumnya dibawah Ketum Zulkifli Hasan.

"Sedih. Enggak ada kader yang bersedih atau prihatin kalau perolehan partainya menurun," kata dia.

Lebih lanjut, Noviantika menilai, ada beberapa faktor penyebab kursi PAN menurun di Pemilu 2019. Salah satunya yakni karena kesalahan dalam manajerial partai.

"Kalau DPP partai melakukan proses tata kelola yang baik, tentu ke bawahnya akan baik juga," tegasnya.

Maka dari itu, ke depan, PAN perlu ketum yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Sosok ketum baru juga harus memiliki kapasitas mempuni.

"Itu diperlukan agar kursi PAN tak lagi menurun," ujar Noviantika.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Klaim Kantongi 298 Suara

Sebelum menyerahkan formulir, Mulfachri sempat ke Surabaya untuk menyelesaikan rangkaian konsolidasi akhir. Dirinya dan tim memberikan pembekalan untuk pemilik suara.

"Seluruh pendukung kami berangkat menuju Kendari dari Surabaya. Selama 3-4 hari di Malang kami berbagi pengalaman dan memberikan semacam pembekalan kepada voters," ucapnya.

Mulfachri mengaku telah mengantongi dukungan suara. Dia berharap hasilnya akhirnya bagus.

"Soal dukungan sampai hari ini, Alhamdullilah, hadir per 8 Februari sebelum berangkat ke Kendari, 298 voters. Saya kira lebih dari setengah, dari dukungan potensial sekitar 355,"pungkasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya