Menko PMK: Pembukaan Sekolah dan Pasar Tergantung Jumlah Kasus Covid-19

Untuk itu, Muhadjir pun meminta agar masyarakat mematuhi protokol pencegahan virus corona selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 10 Mei 2020, 19:44 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 19:44 WIB
Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah menyiapkan strategi-strategi yang digunakan untuk menangani wabah penyakit dari virus Sars COV-2 dalam dalam webinar bertajuk 'Leadership in the Time of Pandemic Crisis', Rabu (6/5/2020). (Dok Kemenko PMK)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut rencana pembukaan sekolah, pasar, dan mal pada Juni mendatang masih dalam tahap pembahasan. Menurut dia, hal itu dapat terlaksana apabila jumlah kasus virus corona (Covid-19) di Tanah Air menurun.

"Masih dalam pembahasan awal, kepastiannya sangat tergantung pada apakah Covid-19 segera bisa ditanggulangi atau tidak," kata Muhadjir saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (10/5/2020).

"Antara lain (tergantung jumlah kasus Covid-19)," sambungnya.

Dia mengatakan, pemerintah rutin melakukan rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi guna mengevaluasi kebijakan terkait penanganan corona. Dalam rapat itu pula, pemerintah mengevaluasi apakah sekolah, mal, dan fasilitas umum lainnya sudah dapat kembali dibuka.

"Paling tidak, seminggu sekali, pada hari Senin ada rapat kabinet terbatas untuk diadakan evaluasi," ucapnya.

Untuk itu, Muhadjir pun meminta agar masyarakat mematuhi protokol pencegahan virus corona selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Mulai dari, menggunakan masker apabila keluar rumah, rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan, physical distancing, hingga tidak berkerumun di ruang tertutup.

"Tidak bepergian kecuali untuk kepentingan yang esensial. Dengan cara ituah mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19 bisa dicegah dan bisa ditumpas," jelas Muhadjir.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pesan berantai tentang tahapan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 merupakan usulan dalam sebuah kajian. Tahapan tersebut juga dilakukan oleh negara lain yang terdampak penyebaran virus corona.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

5 Fase Skenario

Dalam pesan berantai itu berisi skenario pembukaan industri, toko, pusat perbelanjaan hingga kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Skenario tersebut dirinci menjadi 5 fase, yakni:

Fase 1 (1 Juni)

- Industri dan jasa dapat beroperasi dengan protokol kesehatan Covid-19- Mal belum boleh beroperasi, kecuali toko penjual masker dan fasilitas kesehatan

Fase 2 (8 Juni)

- Mal boleh beroperasi seperti semula (toko-toko boleh buka), namun dengan protokol kesehatan Covid-19- Toko atau usaha yang berpotensi terjadi kontak fisik (salon, spa, dan lainnya) belum boleh beroperasi

Fase 3 (15 Juni)

- Mal tetap beroperasi seperti fase 2, namun ada evaluasi pembukaan salon, spa, dan lainnya. Tetap dengan protokol kesehatan Covid-19- Sekolah dibuka namun dengan sistem shift

Fase 4 (6 Juli)

- Evaluasi pembukaan kegiatan ekonomi, mulai dari operasional restoran, cafe, gym, industri travel, hingga kegiatan ibadah diperbolehkan (dengan jumlah jamaah dibatasi)

Fase 5 (20 dan 27 Juli)

- Evaluasi pembukaan kegiatan sosial dalam skala besar- Akhir Juli atau awal Agustus 2020, diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dibuka.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya