Pelaku Bisnis Perlu Didorong Terapkan Konsep Berkelanjutan Pascapandemi

Mikkel Larsen menegaskan, pemulihan masa pandemi Covid-19 makin penting untuk perusahaan serius memperhatikan konsep keberlanjutan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2020, 17:54 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2020, 14:23 WIB
daringg
Diskusi daring Restart and Rebuild After Crisis, Rabu (26/8/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan berkelanjutan menjadi penting dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Tak terkecuali di lingkup perusahaan, agar lebih peduli kelestarian lingkungan dan sumberdaya.

Lembaga riset Nielsen dalam laporannya bertajuk 'The Evolution of The Sustainability Mindset' terbitan 2018 mengatakan, ada tren cukup besar perusahaan di dunia berkomitmen dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan.

Survei tersebut menempatkan perusahaan utamanya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menduduki peringkat teratas dalam prospek keberlanjutan yang dicanangkan PBB. Sebanyak 76% perusahaan Asia Tenggara yang disurvei percaya bahwa mereka memiliki peran penting itu.

Berkenaan dengan itu, Chief Sustainability Officer DBS Bank, Mikkel Larsen menegaskan, pemulihan masa pandemi Covid-19 makin penting untuk perusahaan serius memperhatikan konsep keberlanjutan.

"Kami telah memulai dengan adanya mandat CEO board tentang keberlanjutan, karena kami secara mendasar yakin, inilah hal benar yang harus dilakukan," ujar Mikkel dalam diskusi daring Restart and Rebuild After Crisis, Rabu (26/8/2020).

Mikkel menjelaskan, kesadaran atas keberlanjutan saat ini telah menjadi tuntutan yang tak bisa diabaikan. Bahkan bagi investor yang kini kian peduli dengan bisnis berkelanjutan seperti peningkatan investasi berbasis bisnis yang berkelanjutan.

Menurut Global Impact Investment Report, telah terjadi peningkatan dampak investasi dari US$ 119 miliar pada 2016 menjadi US$ 502 miliar pada 2019.

"Secara internal kami telah melakukan bisnis keberlanjutan secara benar dan ternyata menjadi kebutuhan bisnis," tegas Mikkel.

Di berbagai negara di Asia Tenggara seperti Singapura, pihaknya bilang bahwa pemerintah pro aktif dalam mendorong berbagai kebijakan untuk pelaku bisnis menerapkan konsep keberlanjutan.

"Di Singapura ada permintaan agenda green sangat kuat, karbon tax, saya tahu hal serupa juga terjadi, termasuk penerapan (pada bisnis) bank dan korporasi," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Indonesia Perlu Didorong

Indonesia dengan berbagai kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayatinya, kata dia, juga perlu lebih didorong agar bisa terlibat alam upaya keberlanjutan itu. Hal yang tak boleh dilupakan, menurutnya selain komitmen kebijakan adalah partisipasisosial.

"Kalau kita melupakan partisipasisosial, maka tidak akan kuat. Pandemi Covid-19 ini, telah memberikan tekanan bagi negara berkembang atau emerging market, mereka harus mempersiapkan perlindungan masyarakat," pungkas Mikkel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya