Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengaku bangga dan mendukung penuh prestasi para taruna-taruni Sekolah Tinggi Intelejen Negara (STIN). Seperti yang dipertunjukan pada acara Inaugurasi Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul, Bogor beberapa waktu lalu.
Menurut dia, intelijen yang mumpuni, selain menjadi mata dan telinga negara serta mahir dalam menganalisa juga harus terampil melakukan penyusupan, penyamaran, propaganda, agitasi, provokasi, menggelar operasi rahasia, dan mampu melakukan pertempuran. Baik perorangan sebagai pertahanan diri maupun sebagai team atau kelompok untuk melumpuhkan musuh di medan yang rumit dan sulit.
Baca Juga
"Demo ketangkasan yang ditunjukan para taruna-tarini STIN kemarin sangat membanggakan. Dan itu menunjukan SDM intelIjen kita tidak kalah dengan kehebatan 10 intelijen terbaik dunia seperti CIA (Amerika) M16 (Inggris), GRU (Rusia), DGSE (Prancis), ISI (Pakistan), BND (Jerman), Mossad (Israel), R&AW (India), ASIS (Australia), CSIS (Kanada) dan badan intelejen dunia lainnya," kata Bamsoet.
Advertisement
Dia melanjutkan, keterampilan beladiri, menjinakan bom, membebaskan sandera, keahlian cyber, dan bertempur merupakan hal yang harus dikuasai intelijen dalam pekerjaannya menjaga keamanan bangsa dan negara.
"Termasuk keterampilan dalam melumpuhkan musuh dan interograsi. Bahkan, CIA kerap melakukan berbagai eksperimen kontrol-pikiran untuk mengeksplorasi memori otak, pura-pura berkepribadian ganda (banci), pura-pura gila atau membuat pengakuan palsu," ujar Bamsoet.
"Harusnya kita bangga pada taruna-taruni STIN yang dilatih keterampilan khusus, soft skill. Sehingga tangguh dan profesional dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, menjaga keamanan negara, menjaga NKRI," imbuh dia lagi.