Liputan6.com, Jakarta Beragam inovasi yang diciptakan Banyuwangi, khususnya di sektor pelayanan publik, mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Diah Natalisa mengunjungi Banyuwangi untuk melihat langsung bagaimana program-program inovatif yang mempermudah warga.
Selama di Banyuwangi, 11-12 September 2020, Diah mengunjungi Pasar Pelayanan Publik di Kecamatan Rogojampi, salah satu desa Smart Kampung, dan Puskesmas Sempu. Puskesmas Sempu selama ini dikenal sebagai puskesmas yang banyak melahirkan inovasi di sektor kesehatan publik.
Baca Juga
Puskesmas ini banyak meraih penghargaan, bahkan pernah diundang dalam forum Open Government Partnership (OGP) Asia-Pacific Regional Meeting di Seoul, Korea Selatan. Kepala Puskesmas Sempu membawa program Laskar Stop Angka Kematian Ibu dan Anak (SAKINA).
Advertisement
Program yang ditujukan untuk menekan angka kematian ibu saat melahirkan ini dinobatkan sebagai “The Most Interested Innovation” dalam forum yang diikuti inovator dari 79 negara di wilayah Asia-Pasifik, termasuk dari Indonesia yang diwakili oleh Banyuwangi.
"Selama ini saya terhubung melihat ragam inovasi mereka di media sosial, dan beberapa kali kontak dengan mereka. Mereka sangat kaya inovasi," kata Diah.
Diah sangat mengapresiasi program penyelamatan ibu hamil beresiko tinggi yang dilakukan kolaboratif antara puskesmas, aparat desa, dan kepolisian. "Sangat menginspirasi. sebuah program yang djalankan bareng, saya kira outputnya akan sangat besar bagi warga," kata Diah.
Selain Puskesmas Sempu, Diah juga mengunjungi Pasar Pelayanan Publik Rogojampi. Diah mengaku terkesan dengan konsep pembentukannya. Ini merupakan unit pelayanan publik pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan pasar tradisional.
Pada bulan Juni 2020 lalu, Presiden Joko Widodo mengunjungi pasar pelayanan publik ini. Jokowi melihat proses pelayanan di era new normal di unit pelayanan publik yang terintegrasi dengan pasar tradisional tersebut.
"Inovasi layananannya sangat mengesankan kami. Memudahkan warga," ujarnya.
Diah lantas menyebut inovasi Banyuwangi telah menyemangati KemenPAN-RB untuk terus memperbaiki kualitas layanan. "Setiap kami berkunjung ke Banyuwangi, selalu ada sesuatu yang baru, terutama inovasinya. Bagi kami di KemenPAN-RB, inovasi Banyuwangi ini menjadi spirit bagi kami untuk memperbaiki kualitas layanan," kata Diah.
Sementara itu, Bupati Anas mengatakan bahwa Kemenpan RB telah mendorong dan menjadi inspirasi bagi Banyuwangi untuk terus melahirkan banyak inovasi. Berbagai program yang digulirkan Kemenpan RB telah memicu daerah untuk berlomba menampilkan pelayanan publik terbaik bagi warganya.
"Misalnya Lomba Inovasi Pelayanan Publik yang digagas oleh Kemenpan RB. Ini menjadi penyemangat kami untuk sellau berpikir bagaimana membuat inovasi di berbagai sektor. Alhamdulillah, setiap tahun inovasi Banyuwangi masuk jajaran Top 45 Pelayanan Publik," kata Anas.
Dan tak kalah penting, kata Anas, bimbingan dan support dari Kemenpan RB juga menjadi inspirasi bagi pemkab untuk menciptakan inovasi. Anas lalu mencontohkan dimana Kemenpan RB memfasilitasi Banyuwangi untuk mengunjungi mal pelayanan publik di Azerbaijan dan Georgia. Anas melihat ASAN Xidmat, institusi pelayanan publik terpadu di Azerbaijan yang ditetapkan sebagai yang terbaik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam United Nation Public Service Award (UNPSA).
"Sepulang dari sana, kami langsung bertekad membangun mal layanan publik semacam itu. Dalam waktu 10 hari pulang dari sana, kami langsung gotong royong mewujudkan ide itu, dan sampai sekarang telah melayani lebih dari 200 pelayanan yang terintegrasi dengan berbagai instansi," pungkas Anas.
(*)