Deretan Imbauan Tak Gunakan Masker Jenis Scuba dan Buff

Imbauan tak menggunakan masker jenis scuba atau buff ini muncul dari PT Kereta Commuter Indonesia melalui akun Instagram resminya, @commuterline.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Sep 2020, 19:24 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 19:22 WIB
[Fimela] masker mulut
ilustrasi masker mulut | pexels.com/@polina-tankilevitch

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan masker jenis scuba dan buff belakangan menjadi perbincangan. Hal tersebut lantaran keduanya dianggap terlalu tipis.

Imbauan tak menggunakan masker jenis scuba dan buff ini muncul dari PT Kereta Commuter Indonesia melalui akun Instagram resminya, @commuterline.

Karena keduanya terlalu tipis, maka masker tersebut dianggap tidak mampu menahan percikan atau droplet untuk mencegah penularan virus Corona atau Covid-19.

Hal itu pun dibenarkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

"Masker scuba atau buff ini adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus dan tidak bisa menyaring lebih besar," kata Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 15 September 2020.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga angkat bicara. Kemenkes mendukung PT KCI yang melarang penggunaan masker berbahan scuba.

Berikut deretan imbauan tak mengunakan masker jenis scuba atau buff dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Imbauan KCI

PT Kereta Commuter Indonesia melalui akun Instagram resminya @commuterline mengimbau tak gunakan masker scuba. (Instagram @commuterline)
PT Kereta Commuter Indonesia melalui akun Instagram resminya @commuterline mengimbau tak gunakan masker scuba. (Instagram @commuterline)

Anjuran untuk tidak menggunakan masker scuba merupakan hal baru yang diputuskan oleh PT Kereta Commuter Indonesia melalui akun Instagram resminya @commuterline.

Dari akun tersebut, terlihat unggahan berupa infografis seputar persentase efektivitas beberapa jenis masker. Infografis tersebut menunjukkan bahwa efektivitas masker scuba dan buff hanya sekitar 0-5 persen.

"Apakah jenis masker pilihanmu sudah efektif dalam mengurangi risiko terpapar debu, virus, dan bakteri #RekanCommuters?

Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya 5% efektif dalam mencegah risiko terpaparnya akan debu, virus, dan bakteri.

#CovidSafeBUMN

#BUMNlawanCorona

#BUMNUntukIndonesia

#KCIlawanCorona" tulis @commuterline, Jumat, 12 September 2020.

 

Masker Scuba dan Buff Tak Disarankan Satgas Covid-19

FOTO: Protokol Kesehatan Calon Penumpang KRL Commuterline
Calon penumpang KRL Commuterline mengenakan masker saat di area pedestrian Stasiun Terpadu Tanah Abang, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Guna menekan penyebaran Covid-19, aparat terkait terus menghimbau pentingnya menaati protokol kesehatan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 tidak menyarankan masyarakat memakai masker jenis scuba atau buff.

Menurut dia, masker tersebut terlalu tipis sehingga kurang efektif untuk menangkal virus Corona Covid-19.

"Masker scuba atau buff ini adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus dan tidak bisa menyaring lebih besar," kata Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 15 September 2020.

 

Gunakan Masker 3 Lapis

Masker Kain Memiliki Fungsi Penahan Droplet
Ilustrasi Masker Kain Credit: pinterest.com/SitiNurjanah

Menurut Wiku, masker scuba juga mudah untuk ditarik ke bawah sampai dagu, sehingga masker menjadi tidak berfungsi.

Dia pun meminta masyarakat menggunakan masker yang berkulalitas untuk mencegah penularan virus Corona.

"Gunakanlah masker dengan cara yang tepat untuk bisa melindungi, menutup area atau hidung sampai dengan mulut dan dagu," ucap Wiku.

Dia mengatakan, masyarakat dapat menggunakan masker bedah atau masker kain. Wiku mengingatkan agar memakai masker kain dan bedah yang berbahan katun dan berlapis tiga karena memiliki kemampuan baik dalam menyaring virus.

"Masker kain yang bagus adalah yang berbahan katun dan berlapis tiga. Mengapa hal itu penting, karena kemampuan filtrasi atau menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak," jelas Wiku.

 

Didukung Kementerian Kesehatan

Ragam Masker Kain Stylish untuk Lengkapi Penampilan Selama Pandemi
Eienno menghadirkan sederet masker kain yang modis untuk digunakan sehari-hari (Foto: Eienno)

Kementerian Kesehatan mendukung PT KCI yang melarang penggunaan masker berbahan scuba. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menyatakan, masker berbahan scuba memang bukan termasuk masker.

"Masker ya masker, titik. Kenapa melari-larikan ke scuba segala macam. Kan disuruhnya pakai apa? Masker. Scuba itu masker bukan? Bukan," kata Yudi di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu 16 September 2020.

"Saya tanya, scuba itu masker bukan? Buff itu masker bukan? Berarti enggak memenuhi kan. Kalau dilarang apa salahnya?" lanjut Yuri.

Yuri menyebut pemakaian masker bukan sekadar menutupi hidung atau wajah dengan bahan seadanya. Dia mengingatkan, yang harus dilakukan adalah 3 M, bukan sekadar menutup wajah. 3 M adalah menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Dia meminta larangan scuba tidak dibuat polemik.

"Kenapa sih dibikin konflik? Masker, bukan penutup hidung. Kalau nutup hidung pakai kertas bisa kan. Tapi yang diminta apa? Masker," ucap Yuri.

 

Alasan Tak Gunakan Masker Jenis Scuba dan Buff

Pemkot Tangerang Produksi Masker Kain
Masker dari bahan kain yang diproduksi oleh peserta pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Larangan, Tangerang, Senin (6/4/2020). Pemkot Tangerang memproduksi sendiri masker kain untuk didistribusikan ke wilayah Tangerang di tengah pandemi virus corona Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada sebuah diskusi virtual Kamis (17/9/2020), Yuri menjelaskan dua alasan masker scuba tak bisa mencegah Covid-19.

Pertama, masker scuba berbahan elastis dan porinya besar. Kedua, tidak memberikan ruang bagi bibir ketika seseorang berbicara.

"Tidak nyaman digunakan karena tidak memberikan ruang yang membuat bibir kita bebas bergerak saat bicara tanpa menyentuh dinding maskernya. Kalau ini dilakukan, sebentar-sebentar pasti kita akan disibukkan dengan memperbaiki letak masker yang turun dan sebagainya," ujar Yurianto.

Dia menegaskan, scuba dan buff tidak bisa melindungi diri dari Covid-19. Menurut dia, jenis buff tak jauh beda dengan masker scuba.

"Buff itu bukan masker, itu jaring yang porinya jauh lebih besar," kata Yurianto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya