Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengimbau penumpang tidak menggunakan masker scuba dan buff di dalam commuter line. Imbauan tersebut diunggah di akun Instagram Kereta Commuter Line tiga hari yang lalu.
Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya 5 persen efektif dalam mencegah risiko terpaparnya akan debu, virus, dan bakteri, demikian bunyi imbauan yang tertulis.
Advertisement
Baca Juga
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito membenarkan masker scuba dan buff tidak efektif menyaring partikel virus, dalam hal ini virus Corona.
"Masker adalah salah satu cara upaya mencegah penularan COVID-19. Kita pahami bersama, semua masyarakat ketika berinteraksi dengan orang lain harus menggunakan masker," ucap Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (15/9/2020).
"Dan, masker yang baik adalah masker bedah, yang biasanya digunakan orang-orang yang sedang sakit atau memiliki gejala. Bisa juga menggunakan masker kain untuk masyarakat yang sehat."
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Bahan yang Terlalu Tipis
Kriteria masker kain yang bagus adalah berlapis tiga. Hal ini untuk efektivitas kemampuan filtrasi atau menyaring partikel virus.
"Masker kain akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak, dalam hal ini tiga lapisan dan berbahan katun," terang Wiku.
"Kalau masker scuba dan buff adalah masker dengan satu lapis saja. Dan itu terlalu tipis, sehingga kemungkinan untuk tembus, tidak bisa menyaring (partikel virus) lebih besar."
Wiku menyarankan masyarakat gunakan masker yang berkualitas.
"Selain itu, masker scuba seringkali gampang ditarik (tertarik) ke bawah dagu, sehingga fungsi masker jadi tidak ada (tidak efektif)," lanjut Wiku.
"Maka, gunakanlah masker dengan cara yang tepat untuk tetap bisa melindungi, menutup area batang hidung hidung sampai mulut dan dagu, serta rapat di pipi."
Advertisement
Tekan Kasus COVID-19 dengan Masker
Kepatuhan penggunaan masker yang baik dapat mencegah penularan COVID-19. Wiku meminta semua pihak mengkampanyekan masker sebagai upaya melindungi diri dan orang lain.
"Agar kita melindungi, jangan sampai droplet yang keluar dari diri kita sendiri atau dari orang lain mengenai pihak lainnya. Jika lebih dari 75 persen penduduk patuh menggunakan masker, maka COVID-19 dapat turun secara drastis," ungkapnya saat jumpa pers di Kantor Presiden, Selasa (8/9/2020).
Hasil penelitian di Amerika menunjukkan, penggunaan masker kain oleh 80 persen populasi akan mengurangi 34 - 58 persen penambahan kasus kematian (Eikenberry et al, 2020). Penelitian ini menggunakan permodelan penggunaan masker oleh minimal populasi sudah terbukti menekan peningkatan kasus baru dan kematian.
"Karenanya itu menjadi target Satgas COVID-19, paling tidak penggunaan masker berkisar 70 - 75 persen dari populasi di Indonesia secara tertib dan akan menekan kasus COVID-19 di Indonesia," ujar Wiku.
"Mari kita buktikan ini menjadi target kita bersama, karena kita ingin melindungi diri dan negeri."
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Advertisement