Liputan6.com, Jakarta Stok darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, kian menipis selama pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus yang masih cenderung tinggi.
"Masyarakat jadi banyak yang menunda untuk mendonorkan darahnya, karena masih khawatir akan penyebaran virus," kata Plt Ketua PMI Kabupaten Bekasi, Ahmad Kosasih, Sabtu (19/9/2020).
Menurutnya, PMI Kabupaten Bekasi membutuhkan sedikitnya 1.000 kantong darah dalam sebulan, dengan pemakaian per hari rata-rata tak kurang dari 100 kantong darah.
Advertisement
"Kantong darah yang keluar sekitar 100-200 per hari. Makanya stok darah sudah sangat menurun," ujarnya.
Kosasih mengaku, sebelum adanya pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang rutin melakukan donor darah. Bahkan, sejumlah perusahaan maupun organisasi masyarakat juga kerap menggelar kegiatan ini, sehingga stok darah acap tersedia.
"Sekitar 67 persen stok darah di PMI itu bisa terpenuhi dari kehadiran perusahaan yang mengadakan program donor darah," ungkapnya.
Namun sejak merebaknya pandemi Covid-19, rutinitas donor darah pun semakin jarang dilakukan masyarakat. Hal ini membuat persediaan kantong darah semakin menipis, di tengah kebutuhan transfusi darah yang terus mendesak.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Protokol Kesehatan
Oleh karena itu, Kosasih meminta kerjasama masyarakat dalam membantu pemenuhan stok darah di PMI Kabupaten Bekasi. Ia meyakinkan donor darah aman dari penularan virus, dan yang pasti dilakukan dengan menggunakan standar protokol kesehatan.
"Kita minta masyarakat agar mau berpartisipasi dan aktif lagi mendonorkan darahnya. Virus tidak menular melalui transfusi darah, jadi selama donor darah aman," imbuhnya.
Sebelumnya, UTD PMI kabupaten Bekasi juga memiliki program terbaru, yaitu Donor Darah Plasma Konvaselen. Program ini diperuntukkan bagi para penyintas Covid-19, yang mana plasma darahnya dipercaya bisa untuk menyembuhkan pasien Covid-19 lainnya.
Â
Advertisement