Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar Workshop Teknis Industri Kreatif Kriya dan Fashion bagi Industri Kecil dan Menangah (IKM). Workshop digelar sebagai upaya peningkatan dan mengembangkan potensi usaha dan produk IKM.
Workshop diinisiasi oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) dengan diikuti 700 IKM bidang Kriya dan Fashion di Kota Malang. Pelatihan digelar secara bergelombang antara 28 September-2 Oktober 2020 di Hotel Atria Kota Malang.
Aneka produk dipamerkan dalam workshop tersebut. Mulai dari busana, masker dan aneka aksesoris dan masih banyak lagi.Â
Advertisement
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa hasil produksi para pelaku industri kriya dan fashion di Kota Malang mampu bersaing dengan produk daerah lain. Hasil karya industri fashion dengan berbagai produk andalan memiliki kualitas dan bersaing hingga kancah internasional.
"Hasilnya bagus-bagus, kualitasnya sudah kualitas ekspor. Setelah pandemi selesai akan kami hadirkan buyer (pembeli) untuk hasil kreasi tersebut," kata Sutiaji.
Selama pelatihan menghadirkan nara sumber dari para pelaku usaha dengan produknya berkualitas eksport. Sehingga terjadi transfer pengalaman dan pengetahuan untuk peningkatan kapasitasnya.
"Pelatihan akan memberikan edukasi bagi pemula, pengayaan bagi yang menengah, setelah itu bisa berkolaborasi," katanya.
Harapannya terjadi kolaborasi sehingga dari yang semula menjadi industri kecil dapat berlahan menjadi menengah dan seterusnya. Satu sama lain saling mengkait untuk berkembang bersama-sama.
"Malang termasuk menjadi Kota Kreatif, nanti tentu akan ada sisi lain yang bisa mengantarkan, seperti e-comercenya," tegasnya.
Sutiaji juga menegaskan, perkembangan ekonomi Kota Malang yang tumbuh secara anomali tidak lepas dari peran ekonomi kreatif. Sehingga sektor ekonomi kreatif memang harus terus dikuatkan guna menyokokng ekonomi Indonesia.
"Ekonomi kreatif yang sekarang menjadi primadona pertumbuhan ekonomi di Indonesia," tegasnya.
Sementara Kepala Diskopindag Kota Malang, Wahyu Setianto mengungkapkan, selama masa adaptasi kebiasaan baru (new normal) mencoba memaksimalkan pelaku industri kreatif dalam bidang kriya dan fashion kembali eksis.
"Selama masa pandemi, pelaku industri kriya dan fashion kesulitan melakukan pemasaran. Lewat pelatihan ini, kami berusaha membantu pemasaran juga," terangnya.
Pelatihan diberikan kepada 700 orang pelaku usaha secara bertahap dengan sehari sekitar 100 orang pelaku usaha. Pelatihan akan mengarahkan para pelaku usaha untuk memasarkan produknya secara online. Jika sebelumnya kebanyakan melalui bazar dan pameran, sekarang diarahkan online.
Selain itu, Diskopindag juga bekerjasama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Produk IKM dapat dipasarkan di hotel-hotel. "Sehingga, produknya bisa dipasarkan di hotel-hotel."
Â
(*)