Viral Foto Komodo Mengadang Truk di Pulau Rinca, KLHK: Bukan Untuk Merusak Habitat

KLHK menegaskan, apa yang dilakukan dalam proyek tersebut dilakukan penuh dengan kehati-hatian.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 27 Okt 2020, 10:39 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 10:39 WIB
Ingat, Calon Wisatawan Wajib Registrasi Online Sebelum Melancong ke Labuan Bajo
Taman Nasional Komodo menjadi salah satu destinasi di Labuan Bajo yang wajib registrasi online. (dok. Biro Humas Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta Viralnya foto komodo mengadang sebuah truk, menjadi pemantik konsentrasi publik terhadap rencana sebuah proyek di Pulau Rinca, atau yang kini digadang warganet dengan nama proyek "Jurassic Park". Menjawab foto tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengaskan, bahwa apa yang terjadi tidaklah demikian.

"Dapat dijelaskan bahwa kegiatan aktivitas pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat dilakukan untuk memperbaiki pelabuhan/dermaga," tulis KLHK melalui twitter resminya, @KementerianLHK, seperti dilihat Liputan6.com, Selasa (27/10/2020).

Karenanya, KLHK meluruskan, apa yang dilakukan truk tersebut bukan untuk merusak habitat Komodo setempat. KLHK menyatakan hanya sedikit pembangunan untuk proyek yang sedang dijalankan di kawasan Pulau Rinca.

"Di daratan Pulau Rinca hanya sedikit areal yang dibangun, bangunan tersebut bekas kantor dan shelter ranger/wisatwan," jelas KLHK.

Seekor Komodo menghadang truk proyek di Pulau Rinca (dok: @KawanBaikKomodo)

KLHK menegaskan, apa yang dilakukan dalam proyek tersebut dilakukan penuh dengan kehati-hatian penuh guna menjaga kelestarian satwa yang keberlangsungannya  dilindungi berdasar Peraturan Menteri LHK Nomor. 106/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/12/2018.

"Jadi sudah di jaga betul tentang hal ini, penggunaan alat-alat berat pun telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian," KLHK menandasi.

Sementara itu, Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina mengatakan pemerintah sangat peduli terkait pelaksanaan pembangunan di zona pemanfaatan Loh Buaya, Pulau Rinca.

"Pembangunan di Loh Buaya dilakukan dengan sangat hati-hati. Setiap pagi dilakukan briefing terkait keamanan dan keselamatan baik untuk para pekerja, dan juga yang paling penting adalah keamanan satwa yang ada di Loh buaya, agar jangan sampai ada satwa terganggu, sangat hati-hati dengan api," kata Shana.

Dia mengatakan foto viral adanya truk yang dihadang oleh seekor Komodo (Veranus Komodoensis) beberapa hari terakhir sebaiknya tidak ditafsirkan berlebihan. Sebab penggunaan truk di lokasi itu dilakukan untuk membawa tiang pancang yang berat, dan membutuhkan alat berat di lokasi itu untuk mengangkutnya.

"Sebaiknya kita tidak mengambil asumsi dari foto yang ada, karena persepsi bisa dibangun menjadi opini, bukan fakta," tegas dia.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Perhatikan Aspek Ekologi

Melihat Interaksi Komodo dengan Manusia di Pulau Rinca
Komodo berkeliaran di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca dapat dijangkau selama dua jam dari Labuan Bajo dengan menggunakan perahu kayu. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Shana memastikan, seluruh pembangunan di Loh Buaya hanya boleh dilakukan di zona pemanfaatan. "Jadi pembangunan fasilitas di loh buaya betul-betul dilakukan dengan memperhatikan semua aspek ekologi, sebagaimana sudah direncanakan dalam kajian dampak lingkungan," ucap dia. 

Dia juga menambahkan, bahwa pemerintah sudah pasti mengutamakan kelestarian dan keseimbangan ekosistem dalam melaksanakan pembangunan yang ada, dan sudah melalui prosedur dan kajian yang mendalam.

"Pengelolaan TN Komodo merupakan wewenang KLHK, pembangunan dilakukan oleh KemenPUPR, dan untuk mendukung pariwisata premium berkelanjutan yang didorong Kemenparekraf. Ini merupakan sinergi lintas kementerian dan lembaga,” ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya